Hari ini membosankan seperti biasanya, terlebih yang belajar disekolah, sungguh sangat menyiksa.
Untung saja bel istirahat sudah berbunyi, jadi disinilah Soonyoung dan yang lainnya berkumpul. Tapi ada yang aneh hari ini, mereka merasa Jun dan Minghao menjauh, di tambah lagi wajah kusut Seokmin yang sangat mengerikan.
"Kau kenapa Seok?" tanya Wonwoo bingung melihat Seokmin yang seperti orang gila
"Aku galau Won" ujar Seokmin dengan nada sok 'manja'
"Menjijikan" komentar Soonyoung menatap Seokmin malas.
"Diam kau sipit"
"Memangnya kenapa?" tanya Mingyu kembali ke topik awal.
"Jisoo noona membatalkan janji bertemu denganku, karena dosennya mengundur waktu kuliahnya" ujar Seokmin mencurahkan isi hatinya saat ini.
"Hanya karena itu?" tanya Chan tidak percaya, dan ternyata Seokmin menganggukkan kepalanya."Kau tidak boleh begitu Seok, kau tidak boleh memaksa Jisoo eonni seperti itu, dia itu mahasiswa, dia bukan anak SMA seperti kita, kuliah itu menentukan masa depannya Jisoo eonni, jadi kau harus mengerti, kau tidak boleh egois seperti ini Seok" kesal Jihoon Karena menurutnya Seokmin terlalu kekanakan.
"Apa aku terlalu egois?" tanya Seokmin sedih.
"Bukan begitu, tapi kau harus berusaha mengerti dan lebih dewasa Seok" ujar Jihoon mengelus pelan bahu Seokmin. Ini lah yang membuat Seokmin gagal move on dari Jihoon, seorang Lee Jihoon itu sangatlah lembut, walaupun kadang dia sangat galak, dia sangat peduli, perhatian, dan banyak lagi.
Kepala Seokmin sakit karena memikirkan Jisoo dan Jihoon, jadi ia memutuskan menelungkupkan kepalanya di atas meja kantin.
"Junie oppa, Haoie eonni, kalian kenapa?" tanya Seungkwan tiba-tiba.
"T-tidak apa-apa" jawab Minghao terkejut karena pertanyaannya yang terlalu tiba-tiba menurutnya.
"Tapi kalian terlihat aneh" ujar Vernon membenarkan ucapan kekasihnya.
"Kami tidak apa-apa" jawab Jun santai, sampai-sampai Minghao bingung, bagaimana Jun bisa sesantai itu? Atau memang dia yang terlalu berlebihan?
————
Semua siswa sudah meninggalkan pekarangan sekolah, termasuk Jun yang kini sedang duduk di salah satu kursi Taman. Sesuai janji, ia sudah menunggu disini selama sepuluh menit.
Dua puluh menit berlalu, tapi Minghao belum menunjukkan Batang hidungnya. Jun mulai was was apakah Minghao memang tidak mau menemuinya?
Sampai akhirnya tiga puluh menitpun berlalu, dan ternyata Minghao tidak datang sama sekali. Jun sedih, tapi ia sadar itu adalah hak Minghao untuk datang atau tidak. Sekarang ia bingung mau kemana, kalau dia pulang, dia belum siap bertemu dengan Minghao, jadi dia harus kemana?
Jun kembali duduk dan memikirkan harus kemana dia pergi. Sampai ia menemukan sebuah ide.
"Sebaiknya aku ke rumah Wonwoo saja" gumamnya lalu mulai bejalan, tapi baru tiga langkah ia lewati, ada seseorang yang memanggilnya.
"Junie ya" panggil seorang wanita, dan ternyata oh ternyata itu adalah Minghao yang baru datang dengan nafas tersenggal-senggal.
"Maaf aku terlambat, tadi aku di seret Seungkwan untuk menemaninya membeli buku bersama Vernon, maafkan aku" ujar Minghao menyesal, sekarang ia menunduk tidak berani menatap Jun.
"Gwenchana" Jun mengelus rambut Minghao lembut.
"Kau tidak marah?" tanya Minghao.
"Tentu saja tidak" jawab Jun santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
Fanfiction"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...