Soonyoung bingung. Perasaan baru semalam Jihoon bermanja-manja padanya, kenapa sekarang Jihoon kembali galak?
Gak like Soonyoung tuh *plak!
Soonyoung sibuk berdoa selama perjalanan pulang ke rumah. Hari ini dia pulang terlambat dikarenakan ada rapat dadakan di perusahaan.
"Tuhan tolong hambamu ini. Jangan sampai Jihoon menyuruhku tidur di taman belakang rumah lagi ya Tuhan"
Soonyoung keluar dari mobilnya dan berjalan mendekati pintu rumahnya.
"Kau pasti bisa Soonyoung" Soonyoung menyemangati darinya sendiri, sebelum ia membuka pintu dengan kunci cadangan yang di bawanya.
"Jihoonie~~" panggil Soonyoung pelan dan lembut.
"Jihoonie, kau dimana sayang?" Soonyoung sebenarnya sudah takut. Tapi ia bingung, biasanya Jihoon akan langsung menceramahinya jika pulang telat. Sekarang dimana istri mungilnya itu?
"Kwon Ji-"
"Hikkss....hikss" Soonyoung langsung membeku saat mendengar suara tangisan. Dan itu suara Jihoon!
Soonyoung langsung berlari dengan tergopoh-gopoh mendekati Sumber suara.
"Ji, kau kenapa?" Soonyoung langsung memeluk tubuh mungil Jihoon yang bergetar hebat.
"Soon.....huwaaa..." Jihoon semakin meraung di pelukan suaminya itu.
"Kau kenapa sayang? Ayo ceritakan padaku" Soonyoung mengecup puncak kepala Jihoon.
Sebenarnya ada apa ini? Keadaan ruangan ini juga benar-benar hancur. Lampu mati, tisu tersebar dimana-mana, tvnya yang menyala tapi hanya menampilkan warna hitam, lalu istrinya menangis?
"Soon...aku- huwaaa" tubuh mungil itu kembali bergetar hebat.
Soonyoung takut, sangat takut. Apa yang harus ia lakukan?
"Sayang dengarkan aku!" Soonyoung mengangkat dagu Jihoon agar menatapnya. "Ayo ceritakan padaku, mungkin aku bisa membantu"
"Ke kekasihku ma ti.....huwaaa" Jihoon menjawab dengan terbata-bata.
"Kau tidak punya kekasih sayang, kau cuma punya suami"
"Kau adalah suamiku. Tapi aku punya kekasih, aku baru saja jadian bersamanya dan dia- dia- dia matiiii" Jihoon kembali meraung.
"S-siapa namanya?" tanya Soonyoung dengan wajah datar.
"Goblin ahjusshi" jawab Jihoon cepat.
Sudah Soonyoung duga. Akhir-akhir ini Jihoon memang suka nonton drama.
"Lalu kenapa dia bisa mati?" tanya Soonyoung pura-pura bodoh.
"Ada wanita sialan mencabut pedangnya" Jihoon mengerucutkan bibirnya lucu. Matanya yang sembab dan pipinya yang memerah akibat terlalu lama menangis menambah kesan lucu pada Jihoon.
"Sudahlah ikhlaskan dia, bukankah kau sudah punya aku?" Soonyoung mencium kilat pipi kanannya Jihoon.
"Tapi tetap saja-"
"Husst! Jangan menangis lagi, arra! Nanti little Kwon bisa sakit" Soonyoung mengelus perut Jihoon yang sudah membuncit.
"Apakah begitu?" Jihoon mengerjapkan matanya polos.
"Iya sayang. Jadi jangan lakukan itu lagi, oke?" Jihoon mengangguk patuh. Soonyoung lalu memeluknya.
"Soonyoung"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage
Fanfiction"Appa tidak salah bicara kan? Aku ini masih 18 tahun, aku ini siswi SMA yang berada di tingkat akhir, harusnya aku sedang sibuk dengan tumpukan buku atau sibuk menghabiskan waktuku dengan teman temanku, tapi appa malah menjodohkanku? Apa kalian suda...