36. Confused

2.4K 204 7
                                    

Now, they have their own story. Bentar lagi mereka bakal punya sisi cerita masing-masing. Tapi pd akhirnya mereka ketemu lg kok wkwk.

| | | | |

3 minggu lagi, kurun waktu yang sebentar untuk Aldric mengerti semua pelajaran selama 3 tahun yang ia timba di sekolahnya. Ini tidak mudah untuknya, ditambah hatinya yang sedang tak karuan karena Nuragi.

Yah, meskipun sudah tidak bersamanya, tetap saja hati Aldric tertuju padanya.

Bagaimana tidak?

Bisa dibilang, Nuragi adalah cinta pertamanya. Cinta yang benar-benar membuat Aldric mengerti bagaimana untuk memperlakukan wanita semestinya, cinta yang benar-benar mengajarkan Aldric kesabaran, yang mengajarkan Aldric untuk tidak tempramental, yang mengajarkan Aldric untuk berjuang.

Masanya bersama Nuragi sangat beda bersama Lia. Lia bukanlah apa-apa dibanding Nuragi.

"Ah, sial. Jam segini biasanya mah gue lagi telfonan," gumamnya sambil memutar-mutar ponselnya iseng dan menatap jam dinding kamarnya yang menunjukkan pukul 9 malam.

"Ya, mau gimana, sekarang udah beda, Al. Dia udah sama yang lain. Jadi yaudahlah ya, Al. Ikhlas...," ucapnya pada dirinya sendiri.

Ingin rasanya Aldric mengirim pesan duluan pada Nura, tetapi fikirannya berkata jangan. Ia harus menunggu sampai Nura duluan yang menghubunginya. Harus.

"Ah, plis dong, jangan berantem," Aldric memegang kepala dan dadanya, seolah-olah bicara pada hati dan fikirannya.

"Kalau mau line, gue mau line sekarang nih," bicaranya lagi dengan posisi yang sama.

Ia menarik nafasnya lamat-lamat, lalu membuangnya secara perlahan.

"Udahlah, line aja. Kangen banget."

21.13

Aldric: Nuragi.

21.21

Nuragi: Ya?

Aldric: Kok br bls?

Nuragi: Abis makan td.

Aldric: Mkn apa?

Nuragi: Nasi sm ayam dan sup.

Aldric: Mama yg bkin ya?

Nuragi: Iya

Aldric: Btw, aku blh tlfn km gk?

Read.

21.28

Aldric: Ra?

Nuragi: Ya?

Aldric: Blh gk?

Nuragi: Kyknya gbsa deh Al.

Nuragi: Mau tidur dl ya

Aldric: Ok.

Aldric: Night.

Nuragi: Nite.

Read.

Lagi-lagi ia menghela nafasnya. Ia tau, pasti gara-gara Willo. Pasti Nura ingin bertelfonan dengan Willo. Pasti.

Karena penasaran, akhirnya Aldric berjalan keluar kamarnya dan mendekati kamar Willo. Ia menempelkan telinganya di pintu Willo untuk menguping.

Dan, yap.

Benar saja.

Mereka telfonan.

"Udahlah Al, dia udah bener-bener move on," Aldric pasrah.

Ia kembali berjalan ke kamarnya dan melempar tubuhnya ke atas kasur empuk miliknya.

"Liat aja, suatu saat nanti kamu bakal ngejar-ngejar aku lagi, Ra."

| | | | |



Tangerang, 13 Desember 2016


Btw, hbd Xiao Up10tion!!! My luv luv wkwk.❤❤❤

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang