16.34
Aldric: Ra, udah di rumah?
Nuragi: Udah
Aldric: Pulang sm siapa?
Aldric: Tadi aku cariin ke kls kamu, kata temen kamu, kamu udah pulang.
Aldric: Hari pertama kamu sekolah, masa kita ga ketemu satu hari ini.
Nuragi: Dijemput tadi.
Sama Willo.
Nuragi: Kan sblmnya kita udah ketemuan mulu.
Aldric: Kamu bosen ketemu sama aku?
Nuragi: Ya engga, tp gimana ya?
Aldric; Dulu, malah kamu mulu yg mau sm aku terus2an, Ra.
Nuragi: Aku udah blg, aku lupa sm semuanya yg lalu2.
Nuragi: Jgn bahas yg lalu2.
Nuragi: Klo Aldric anggap aku msh pacar Aldric
Nuragi: Oke
Nuragi: Nura mau kita putus.
Mata Aldric terbelalak melihat deretan kata itu.
Aldric: Bahkan, dulu kamu bilang, kamu yg gamau kehilangan aku.
Aldric: Tapi skrg?
Aldric: Malah kamu mau kehilangan aku.
Aldric: Terlalu lucu, Ra.
Aldric: Lucu!
Hati Nuragi terasa tak enak ada yang mengganjal, dan jari Nuragi sebenarnya terasa tak ingin mengetik kata-kata tadi. Ditambah, saat Aldric marah, Nuragi seketika merasa sedih.
Aldric: Klo km mau kita pts
Aldric: Ok.
Aldric: Kita putus.
Aldric Aku cm mau blg
Aldric: Jgn nyesel klo nanti km udh inget aku.
Aldric: Inget itu.
Aldric: Klo perlu, screenshoot!
Setetes air mata terjatuh dari kelopak mata Aldric. Ia menarik nafasnya dalam-dalam, lalu membuangnya secara perlahan.
"Kamu beda, Ra..."
"Maaf, Al..."
| | | | |
Tangerang, 12 Desember 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Started By LINE
Ficção AdolescenteSemua bermula dari LINE. Copyright © September 2016 by Bilbile