23. The Bad News

2.7K 234 1
                                    

Aldric's point of view

| | | | |

"Anak Ibu sedang dalam keadaan koma. Anak Ibu didiagnosis mengalami tulang patah pada bagian tulang kering kaki sebelah kanan anak Ibu, dan Anak Ibu juga didiagnosis mengalami pendarahan Epidural. Perdarahan epidural atau kita singkat dengan EDH adalah perdarahan yang terjadi di antara selaput pembungkus otak dan tulang kepala. Perdarahan ini terjadi akibat retaknya tulang kepala pada trauma kepala yang selanjutnya retakan tulang itu akan menjadi sumber perdarahan atau dapat pula mencederai pembuluh darah yang berada di selaput pembungkus otak tersebut. Darah kemudian akan berkumpul dan bertambah banyak baik secara perlahan-lahan atau dalam tempo yang singkat. Kita harus cepat-cepat mengoperasi anak Ibu, mengambil gumpalan darah di kepala anak Ibu sebelum terlambat. Jika Ibu memperbolehkan, kami akan langsung mengoperasinya."

Mama Nuragi terlihat pusing sendiri, ia daritadi memijat-mijat kepalanya.

Sampai akhirnya mama Nuragi menganggukkan kepalanya, setuju untuk Nuragi dioperasi secepatnya.

"Lakukan apapun yang terbaik buat anak saya, Dok."

Dokter mengangguk, lalu masuk lagi ke dalam. Tak lama, dokter tadi keluar dengan beberapa suster yang mendorong kasur pasien dengan Nuragi sedang tergeletak di atasnya. Dokter akan memindahkannya ke ruang operasi.

Dokter dan suster yang menanganinya tampak heboh. Mereka saling berteriak, menyuruh-nyuruh, dan lainnya.

Aku dan mama Nuragi mengikuti Nuragi di sebelahnya, aku menggenggam tangan Nuragi, sampai akhirnya aku harus melepasnya saat kami sudah berada tepat di depan ruang operasi.

"Maaf Mas, bisa tunggu di luar," seorang suster memberhentikanku saat aku ingin ikut masuk.

Aku memberontak, tetapi suster itu masih saja menyuruhku untuk menunggu di luar. Akhirnya, mama Nuragi yang menarikku ke belakang biar aku tidak memberontak lagi.

Dan aku menyerah.

Aku ikut duduk di sebelah mama Nuragi. Aku memegang kedua sisi kepalaku, dan memikirkan bagaimana Nuragi bisa tertabrak mobil di depan komplek sepi. Padahal di sana ada peraturan tidak boleh mengebut. Kepalaku berfikir sampai aku pusing dan kepalaku terasa nyut-nyutan. Ah, tetapi aku tidak boleh menyerah, aku harus tau siapa pelakunya. Tidak mungkin ini sebuah kebetulan.

Tidak mungkin.

| | | | |


Tangerang, 23 November 2016

Lol, gue kaga ngarti ini penjelasan dokternya. Ya jadi gitu dah yak. Maklumi.

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang