42. Remember You

2.1K 200 1
                                    

Same day as Aldric

| | | | |

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Biasanya, dulu, sebelum Nura memutuskan hubungannya dengan Aldric, Aldric akan spam chat di LINE Nura. Tapi apa daya, Aldric kembali jadi jutek setelah mereka putus.

"Ah, nyesel sendiri kan tuh gue," Nura menutup wajahnya dengan bantalnya.

Tok tok tok.

"Siapaaa?" Tanya Nura dengan bantal yang masih menutup wajahnya dan membuat suaranya seperti kumur-kumur.

"Ada Aldric di luar, Sayang," balas mama Nura dari luar kamarnya.

Nura langsung melempar asal bantal yang menutup wajahnya, dan ia lompat dari kasurnya.

Nura berlari dan langsung membuka pintu kamarnya, "Serius, Ma?" Mama hanya menganggukkan kepalanya.

"Oke," Nura memamerkan jari jempolnya pada Mama.

Mama kembali ke kamarnya, dan Nura berjalan ke ruang tamu dengan perasaan yang dag dig dug.

"Hai, Ra," sapa Aldric setelah ia melihat Nura.

"Hai," balas Nura agak malu.

Nura langsung duduk di sofa yang sama dengan Aldric.

"Ngapain, ke sini?" Tanya Nura to the point.

Bukannya menjawab, Aldric malah memberikan sebuah kantong plastik dengan isinya yang tidak Nura ketahui.

"Apaan nih?" Tanya Nura sambil menerimanya.

"Cek aja."

Nura memeriksanya.

Di dalam kantong itu, terdapat es krim, coklat, makanan-makanan ringan, dan boneka stitch. Senyum Nura mengembang.

"Ada lagi."

Aldric mengeluarkan 3 batang bunga mawar yang dijadikan satu dari belakang badannya dan memberikannya pada Nura.

Nura menerimanya dengan perasaan yang pastinya berbunga-bunga.

"Jangan tanya kenapa. Tadi, gue abis pergi sama temen lama gue, terus gue ngeliat ini semua, jadi gue beliin aja. Buat lo," Aldric menyunggingkan senyumnya.

"Makasih," balas Nura dengan suara lembutnya.

Ternyata, tadi sebelum pulang dari perginya dengan Cia, Aldric melihat barang-barang itu, dan Aldric memang berencana membelikannya untuk Nura.

Saat ia melihat bunga mawar biru itu, Aldric jadi teringat Nura, karena Nura menyukai warna biru. Sangat suka.

"Yaudah, gue pulang ya. Udah jam segini."

Tiba-tiba Nura baru tersadar.

Gue? Sekarang Aldric pake gue?

"Gak makan dulu aja di sini?"

Aldric menggeleng sambil tersenyum, "Gak usah, makasih Ra. Titip salam sama Mama."

Nura mengangguk.

"Yaudah, gue pulang ya."

Aldric bangun dari duduknya dan berbalik badan. Ia melangkahkan kakinya.

Tiba-tiba, Nura bertanya.

"Ngomong-ngomong, Cia siapa?"

Aldric  berhenti, lalu tersenyum.

Cemburu juga dia.

Aldric berbalik badan dan tersenyum.

"Temen lama. Tenang aja, perempuan di hati gue tetep lo kok."

Aldric berbalik badan lagi, dan benar-benar pulang.

"Alhamdulillah," Nura tersenyum sendiri sambil memandangi Aldric yang semakin lama semakin menghilang ditelan malam.

Tunggu gue buat dapetin lo lagi. Suatu saat nanti, Ra.


| | | | |



Jakarta, 18 Desember 2016

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang