Started By LINE

38. Would Better Not To

The day after Aldric had the exams

| | | | |

Aldric at 12.15 

Alhamdulillah, lançar.

12.31

Nuragi: Congratulation.

Nuragi: Pasti hasilnya memuaskan.

Nuragi: Aldric kan pinter.

Nuragi: :)

Aldric menghela nafasnya. Sudah hampir sekitar 1 jam Aldric tak membalas pesan dari Nura. Ia sudah tak lagi mau tau apapun tentang Nura dan ia tak mau lagi berurusan dengan Nura. Mungkin nanti, saat Nura sudah mengingat semuanya. Nanti.

"Kenapa sih dateng mulu? Giliran dijauhin, malah deketin," kata Aldric berbicara pada ponselnya yang mana di layar ponselnya ada foto Nura.

"Mau lo tuh apasih? Jangan kaya Lia dong, ah."

"Gue tuh capek tau, Ra. Capek."

"Gue mau lo balik lagi kaya pertama gue kenal lo."

"Tau gini, mending gue gausah kenal lo sama sekali daripada gue harus menerima kenyataan lo sama yang lain."

"Tau gini, mending gue ngeliatin lo terus aja di depan kelas gue."

"Tau gini, mending gue gausah nge-line lo duluan."

"Tau gini, mending gue gausah nge-greet lo duluan."

"Awalnya manis, tapi akhirannya pait juga."

Lagi-lagi Aldric menghela nafasnya.

Air mata sudah berkumpul menjadi satu di kelopak matanya siap untuk pecah.

"Kangen, Ra. Kangen," ujarnya dengan suara lemas dan lembutnya.

Satu tetes air mata pun berhasil jatuh dari matanya.

Entahlah, padahal masih siang bolong, tetapi Aldric sudah galau saja di dalam kamarnya sendirian.

Aldric memeluk ponselnya sendiri--dengan air matanya yang lancar berseluncur di pipinya, berharap yang dipeluknya adalah Nura.

Tetapi, tertiba, "Shit, masih siang gue udah melow aja. Masih ada berjuta-juta cewek di dunia ini, Al. Masih ada. Masih!"

Aldric menghapus air matanya, mencoba untuk sok tegar--walau sebenarnya tidak bisa. Akhirnya, Aldric lebih memilih memejamkan matanya dan mencoba untuk tertidur.

Ra, please, aku kangen kamu.

| | | | |

Tangerang, 16 Desember 2016

Wakakaka, kayaknya cheesy banget ya? Au ah. Ada kok cowok galau.

Pasti. Banyak.