34. He's Not Okay

2.5K 204 29
                                    

4 months later

15.39

Nuragi: Makasih ya

Nuragi: Selamat sampai tujuan😊

19.57

Willo: Sama-sama Ra.

Nuragi: Baru bales?

Willo: Iya, maaf. Tadi abis nganterin abang.

Willo: Kamu dimana?

Willo: Sama siapa?

Nuragi: Rumah, sama mama.

Nuragi: Abang kmu blm tau tentang kita?

Willo: Jangan. Bahaya Ra, bahayaaa

Nuragi: Kenapa?

Willo: I've told you.

Willo: Abang blm move on dari kamu.

Willo: Aku msh sering denger abang nangis mlm2, terus aku sempet dgr nama kamu.

Willo: Aku merasa bersalah sbnrnya nembak kamu

Willo: Tapi ya mau gimana

Willo: Walaupun aku tau, sebenernya he's not okay. Very very not okay.

Nuragi: Besok udah menginjak bulan ke 3, Wil.

Willo: Nanti aja, pas dia abis UN.

Willo: Sebulan lagi dia UN Ra, aku gak mau ganggu pikiran dia.

Nuragi: You better tell him, or I wont talk to you.

Willo: Ra, gabisa.

Read.

Aku lebih gak bisa nyembunyiin apa-apa dari Aldric Wil. Aku ngerasa dia harus tau tentang kita. Harus.

Willo menarik nafasnya lama-lamat dan membuangnya secara perlahan.

"Kalau gue bilang sama abang, bisa abis gue," dumelnya sendiri.

"Ah udahlah, namanya juga kehidupan, pasti pait."

Willo bangun dari tempat tidurnya, lalu berjalan ke dalam kamar abangnya.

"Eh, Wil," sapa Aldric yang sedang memainkan XboX miliknya di dalam kamarnya.

"Bang," panggilnya balik sambil berjalan mendekat dan duduk di sebelah Aldric. "Gue mau ngomong," Willo menatap Aldric yang sedsng serius main.

"Ngomong aja," balas Aldric tanpa menoleh.

"Berenti dulu mainnya."

"Gabisa, udah ngomong aja."

"Oke," Willo menarik nafasnya. "Gue udah jadian sama Nuragi dan besok gue 3 bulanan."

Aldric tidak membalasnya.

"Bang!"

"Gue udah tau," kata Aldric dengan suara yang tak bisa dideskripsikan.

"Lo gak marah?"

"Ngga kok."

"Lo tau darimana?"

"Tiap pulang sekolah gue selalu liat lo jemput dia diem-diem. Ya gue gapapa, selama dia aman sama lo, selama dia bahagia sama lo, selama dia nyaman sama lo. Apapun yang terbaik buat dia, ya kenapa ngga?" Aldric menoleh lalu tersenyum ke arah Willo.

"Kalaupun dia jodoh gue, mau lo jagain gimana pun juga, mau lo sesayang apapun juga, namanya jodoh ya larinya ke gue," Aldric tersenyum miring.

"Maafin gue."

"Gausah minta maaf. Nikmatin aja waktu yang ada buat sama Nuragi."

"Iya, Bang. Pasti."

"Inget inget aja, dia gak suka makanan yang pedes-pedes. Dia gak suka ditinggal. Dia gak suka lo luka-luka. Dia gak suka lo berantem. Dia pasti gampang nangis liat lo berantem. Dia suka banget eskrim, dia suka banget main, dan dia suka lo banget untuk saat ini. Karena sekali dia suka, pasti dia suka banget."

Sebenarnya Aldric tak kuat berbicara sepanjang itu tentang Nuragi pada Willo. Ya, tapi mau bagaimana lagi? Aldric harus terlihat kuat di depan Willo walau sebenarnya tidak.

"Makasih banyak, Bang," Willo menarik Aldric ke dalam pelukannya.

Satu tetes air mata berhasil jatuh dari kelopak matanya saat Willo menariknya. Aldric hanya tersenyum di balik Willo.

"Sama-sama, Adek."

Aldric tersenyum.

21.03

Willo: Udah Ra

Nuragi: Oki doki!!!😄

Entah mengapa, tetapi Nuragi senang bila Aldric sudah mengetahui kebenarannya.

Willo: Belum tidur?

Willo: Tidur gih

Willo: Besok aku jemput ya

Willo: Kita berangkat bareng ya sayang.

Nuragi menatap kata 'sayang' di layar ponselnya. Ia seperti sudah familiar dengan panggilan itu dari seseorang.

Apa benar memang Aldric sering memanggilnya itu?

Tak asing, tapi terasa asing.

Nuragi: Iya Wil

Willo: Bobo gih

Willo: Perlu aku temenin?

Nuragi: Boleh

Willo: Aku fc, angkat ya.

Nuragi: Ok

Willo is calling you...

| | | | |

Tangerang, 12 Desember 2016

Al :(

Sedih ih kasian.

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang