10. Futsal

4.3K 375 6
                                    

Sepulang sekolah, Aldric mendatangi kelas Nura dan ia meminta Nura untuk menemaninya futsal.

"Boleh kan?" Aldric memastikan.

"Tunggu, Nura izin Mama dulu," kata Nura sambil sibuk memainkan jarinya dengan lihai di atas ponselnya untuk mengirim pesan pada Mamanya. "Yuk." Aldric pun menggandeng tangan Nura.

Sesampainya di tempat futsal, Aldric menyuruh Nura duduk, sedangkan Aldric siap-siap untuk bermain. "Gapapa, ya, nungguin aku?" Tanya Aldric seraya duduk di sebelah Nura setelah ia selesai siap-siap.

Nura menahan kedua tangannya di kursi memanjang yang ia duduki, ia mengangguk dan tersenyum ke arah Aldric. Alasan ia ikut adalah ia ingin melihat kemampuan kekasihnya dalam bermain futsal.

"Aku main dulu," Aldric mengacak rambut Nura dengan sayang. Lagi-lagi Nura hanya mengangguk dan tersenyum. Aldric pun berlari ke lapangan, siap untuk ikut bermain dengan teman-temannya yang lain.

Saat sedang asyik memerhatikan kekasihnya bermain futsal, seseorang tiba-tiba duduk di sebelahnya. "Lagi deket sama Aldric, ya?"

Nura kaget dan ia melihat ke sebelahnya, "Ngga juga kok, kenapa?" Nura menautkan kedua alisnya.

"Gapapa, sih. Tapi kalau lo deket sama dia, gue cuma mau kasih tau. Jangan mau. Dia suka gantungin cewek. Pernah dia pacaran, seminggu, ceweknya ditinggal, dibiarin." Kompor orang itu.

"Lo tau darimana?" Nura memastikan.

"Gue salah satu korbannya," ucap cewek itu. Setelahnya, orang itu pun meninggalkan Nura sendirian sebelum Nura sempat menanyakan nama orang itu.

Nura hanya keheranan sendiri dengan apa yang diucapkan orang itu. Bahkan setaunya, Aldric tidak akan meladeni perempuan-perempuan lain selain perempuan yang memikat hatinya sendiri.

"Pasti bohong," ia meyakinkan dirinya sendiri.

Setelah 2 jam menunggu, akhirnya Aldric selesai juga bermain futsal. Ia langsung berlari ke Nura. "Hai, lama ya?" Tanya Aldric sambil ngos-ngosan.

Nura menggeleng, "Nih, minum," Nura menyodorkan sebuah botol minum yang tadi sempat ia beli saat Aldric sedang main.

"Kapan belinya?"

"Tadi, pas kakak lagi main."

"Ngerepotin ya aku?" Nura menggeleng. "Makasih," lagi-lagi ia mengacak sayang rambut Nura. Nura hanya terkekeh.

| | | | |

19.54

Aldric: Mksh ya td

Aldric: Pdhl dl pas aku pny pcr sblm kamu, dia gk mau nemenin aku.

Aldric: Kan parah.

Aldric: Trs status pcr buat apa coba?

Nura terkekeh.

Nuragi: Yg penting pacar kakak sekarang mau nemenin kakak kan?

Aldric: Iya juga sih.

Nuragi: Gi pain?

Aldric: Haha, dasar alay.

Aldric: Gi mam. Mau?

Nuragi: Alay alay jg ditiru😝

Nuragi: Mam apa tu

Aldric: Mam hati.

Nuragi: Abis dong nanti?:(

Aldric: Ya kels. Makan nasgor sayang. Mau?

Nuragi: Engga. Nuragi udah dibeliin sate😜

Aldric: Lempar sini. Mau.

Nuragi: Gak😋😋

Aldric: Pelit.

Nuragi: Biarin😜

Aldric: Pelittttttttt

Nuragi: Biariiiiiiiiiiiiiinnnnn!!!

Aldric:

Aldric: Buat kamu

Nuragi: Makasih😍😍😍

Aldric: P s qm g jls

Nuragi: Kakak jauh lebih alay:(

Aldric: Diajarin km

Nuragi: Bodo:(

Aldric: Amat.

20.37

Nuragi: Mbb abis makan😋

Aldric: Lama bgt. Lemot sih.

Nuragi: ENAK AJA :(

Aldric: {}

Nuragi: Ngantuk :(

Aldric: Gih bobo. Temenin gak?

Nuragi: Boleh😏

Aldric is calling...

"Halo."

"Hai, udah bobo. Satu dua tiga, suttt." Aldric menyuruh Nura untuk diam secara tidak langsung.

"Iya iya ini mau bo-"

"Suuutttt, bobo," suruhnya. Nura terkekeh. "Suuut, aku bilang bobo."

"Iya iya, night." Nura menahan tawa.

"Night, love you."

Nura terpaku mendengar 2 kata terakhir yang Aldric lontarkan. Rasanya ingin berteriak, tapi tertahankan.

Tuhan, Nura bahagia dengan Aldric.

***

11 Sept 16

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang