49. I Can't

2.1K 186 0
                                    

"Ayo, aku udah siap," kata Aldric sepersekian detik setelah ia duduk di sebelah Nura--di lantai kamar Nura.

"Siap ngapain?" Tanya Nura polos.

"Na ena," ceplos Aldric tanpa dosa. "Ya, main monopoli lah. Gimana dah kamu."

Nura malah tertawa.

"Jangan ketawa. Cepet, kita main. Aku mau buktiin kalau aku bisa. Aku udah belajar dari Youtube, jadi jangan remehin aku," kata Aldric dengan percaya dirinya yang tinggi.

Lagi-lagi Nura tertawa, "Buktiin aja."

10 menit.

20 menit.

30 menit.

Sampai pada akhirnya, satu kocokan dadu terakhir Nura, akan menentukan kemenangannya.

"YES!" Teriak Nura.

"Aaaaaaaagh, siaaaaal!" Aldric mengacak-acak rambutnya.

"Aku beli rumah dan hotel di sini. Yes, miskin deh kamu hahaha," hina Nuragi.

Aldric langsung saja mengacak-acak monopoli di hadapannya.

"Gak mau terima kalah malah gitu," Nura tertawa puas.

"Puas-puasin aja ledekin aku. Ga liat ada ini?" Aldric menunjuk jari telunjuk kanannya seraya tersenyum jahat.

Nura panik, ia langsung bersiap untuk kabur.

"TERIMA INIIIII!" Teriak Aldric sambil mengejar Nura yang berlari kencang.

| | | | | 


Tangerang, 21 Desember 2016

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang