53. Make Her Wait

2.3K 186 4
                                    

Di depan cermin, Aldric mengacak-acak rambutnya yang sudah lumayan panjang. Wajahnya berseri-seri, mengingat ia akan memberi kejutan pada Nura--yang sedang berulang tahun--sebentar lagi.

"Kue udah, gitar udah, bunga biru udah. Apalagi yang kurang ya?" Aldric menggaruk kepalanya saat mengingat barang-barang apa saja yang akan ia bawa.

"Oh iya, udah ya, tinggal Aldric ganteng aja," Aldric tersenyum dan mengedepankan dagunya saat sedang bercermin, bangga akan fisiknya yang mendukung.

Baru saja hendak keluar dari kamar, tiba-tiba ponselnya berbunyi.

"Hallo?" Sahut Aldric langsung.

"Chol..."

"Apaan? Ngomongnya yang cepet, gue ada urusan."

"Urusan? Gue gatau ini lebih penting apa ga, tapi..."

"Apa, Ciaaa."

"Gue gatau mau minta tolong siapa lagi, jadi tolong bantuin gue dong sekarang, plis."

"Bantuin apa?"

"Kaki gue sakit banget, gue kepeleset di kamar mandi. Tolongin gue," Cia memelas.

"Rese lo mah. Nyokap lo kan ada sama bokap lo. Terus mba-mba lo juga ada."

"Gue udah nelfon mereka semua, tapi pada sibuk sama urusannya sendiri-sendiri. Tolong kek Chol. Ntar gue lumpuh, gue salahin lo karna gamau bantu gue."

"Ah, elah. Tunggu."

Aldric melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya.

Sudah jam setengah 10.

Ah, Aldric pasti akan terlambat.

"Udahlah, Cia dulu."

Aldric memutuskan untuk ke rumah Cia dan menolong Cia yang kepeleset di kamar mandinya.

| | | | |

"Lo ngapain sih bisa sampe jatoh," dumel Aldric sembari membantu Cia ke kamarnya.

"Ya gue masuk, terus tiba-tiba kepeleset. Mana gue tau kenapa."

"Nyusahin banget tau gak sih lo, Ci."

"Pas kecil juga dulu elo yang sering nyusahin gue."

"Yang ada elo yang nyusahin gue dari kecil," Aldric menepok dahi Cia saat Cia sudah duduk di sisi kasurnya.

"Dasar, Chocol."

"Apaansi," sinis Aldric.

"Ye, sinis amat."

"Bodo amat. Udah ya, gue mau pergi."

"Mau kemana sih lo?"

"Ada urusan."

"Ini bokong gue sakit banget ini, temenin gue ke rs dulu. Siapa tau ada yang parah."

"Lebay, bego, lu Ci."

"Gue sumpahin keserimpet lu pas jalan ke depan rumah gue."

"Et sumpahnya ga bagus banget. Yaudah cepet. Naik mobil lo."

"Iya bawel."

Aldric pun mengantarkan Cia ke rumah sakit, tanpa sadar bahwa jam sudah menunjukkan pukul 12.

"Kan, apa gue bilang, parah kan?" Kata Cia ke Aldric sesaat setelah keluar dari ruang periksa.

"Ya lo lagian jatoh pantat duluan."

"Temenin gue dulu fisioterapi."

"Banyak mau, bego, lu Ci."

"Ngatain bego mulu lo ye."

Di sisi lain, Nura sudah menunggu selama berjam-jam daritadi dengan kondisi sudah siap. Ia duduk di bangku teras sembari menggoyang-goyangkan kakinya.

"Bentar lagi, Ra. Siapa tau Aldric lagi nyiapin surprise buat lo. Positive thinking aja dulu," Nura tersenyum mencoba menguatkan dirinya.

Tanpa sadar jarum pendek jam sudah mengarah ke angka 3.

Dan Aldric baru teringat ia punya janji.

"Eh, sumpah urusan gue gimana ini gara-gara loooo!" Omel Aldric sambil menyetir mobil Cia.

"Urusan apaan sih? Emang urusan lo lebih penting dari gue?"

"Yaiyalah!"

"Apaan sih urusannya?"

"Ultah cewek gue. Ah, sumpah lo Ci. Gara-gara lo, bangke."

"Lah seharian lo ngatain gue mulu, anjir."

"Yaiya, orang gara-gara lo!"

"Serah, pulang aja lo sono!"

"Yaiya lo nyuruh gue pulang, orang udah rapih."

"Hehehehe."

Sesampainya di rumah Cia, tanpa basa-basi Aldric langsung menelfon Nura.

"Angkat dong angkaaaat."

Ini sudah kali ke-19 Aldric menelfon, tapi tak kunjung diangkat. Sampai akhirnya telfon yang ke-22 pun diangkat oleh Nura.

"Halo?" Sahut Nura dengan suara khas bangun tidurnya.

"Kamu di mana?"

"Kok kamu yang nanya, kan harusnya aku."

"Aku di rumah Cia."

"Cia?" Tanya Nura dengan nada yang Aldric tak mengerti. "Oh, Cia."

"Jangan marah dulu, aku bisa jelasin kok."

"Jelasin apalagi. Kamu bilang ke Willo kamu ga pernah buat aku nunggu. Tapi tadi, kamu buat aku nunggu berjam-jam cuma karna Cia. Bagus, Al."

"Ngga gitu, Ra. Kamu jangan marah du-"

"Udah, aku mau tidur lagi. Dah."

Nura langsung memutuskan telfonnya.

"Akh! Sial!"

Dengan terburu-buru, Aldric langsung beranjak dari rumah Cia.

| | | | |

Tangerang, 29 Desember 2016

Sebentar lagi tahun baru.......



Tahun baru, dengan keadaan baru. Hehe. :"""""")

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang