70. Yuk?

3K 223 21
                                    

"Jadi, Reivana sama Arka siapa kamu? Kok bisa kamu suruh gitu?" Tanya Nura sambil menyuap satu sendok eskrim ke dalam mulutnya.

"Mereka ponakan aku," balas Aldric sambil memerhatikan wajah Nura.

Kini, mereka berada di sebuah kafe eskrim terdekat. Aldric membiarkan Reivana dan Arka yang sudah bekerja dengan baik untuk bermain dan makan eskrim sepuasanya, bayaran untuk bekerja sama dengannya.

"Kamu, kok bisa nulis itu di origaminya Arka?"

"Aku dari rumah udah nyiapin dan nyuruh Arka buat keluarin kalau lagi lipet-lipet origami. Karena aku tau, kamu tiada hari tanpa origami."

Nura tersipu malu.

"Aku tiap hari selalu nanya sama Arka dan Reivana, kamu ngapain aja. Bahkan, mereka masuk TK kamu ngajar itu gara-gara aku yang nyuruh. Awalnya emang gaboleh sama orang tuanya, tapi aku paksa, akhirnya boleh," Aldric tertawa.

"Diem-diem kamu merhatiin aku?"

Aldric mengangguk dengan mimik wajah yang lucu.

"Aku gak bisa gak ngeliat kamu atau gak denger kabar kamu sehari aja."

Tanpa sadar pipi Nura memerah.

"Gimana sama Cia?" Tanya Nura tiba-tiba.

Aldric menarik nafasnya.

"Cia meninggal setelah 4 bulan menikah. Ternyata, gara-gara pernikahan aku sama dia, Cia jadi semangat dan bisa bertahan selama 4 bulan. Padahal sebelumnya, diperkirakan umurnya tinggal beberapa minggu.

"Ya, tapi kita juga gak tau kan cerita yang udah Tuhan tulis itu gimana buat kita."

Nura mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Mama Cia juga udah ikhlasin aku dan dia berterimakasih banget sama aku udah nurutin kemauan Cia dan buat Cia seenggaknya bertahan selama 4 bulan."

"Turut berduka ya..."

Aldric menganggukkan kepalanya, "Abis Cia, aku udah netepin gak mau nikah lagi."

Mata Nura melebar.

"Kecuali sama kamu," Aldric tersenyum, menggoda pipi Nura untuk memerah.

Kalau Nura adalah coklat, mungkin Nura sekarang sedang meleleh seperti terkena sinar matahari. Ya iya, mataharinya adalah Aldric.

"Btw, Ra..."

"Hm?"

"Umur aku udah 25 tahun nih, udah tua."

"Terus?"

"Nikah yuk."

Mata Nura melebar mendengar ajakan Aldric tersebut.

Ngajak seenak jidat, seperti mengajak pergi keluar untuk makan siang.

"Ya, aku tau sih, kita janjinya nikah pas umur kamu 22, tapi ya gimana, telat setahun gapapalah ya."

Nura tertawa.

"Gimana? Nikah aja deh yuk, ya?"

Tak kuasa menahan tawa, Nura jadi tak bisa menjawabnya.

"Gimana? Masa mau dianggurin sih cowok seganteng aku?"

Nura tertawa sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, "Yaudah yuk."

"Akhirnya, nikah juga sama wanita yang sempet amnesia-in aku."

Keduanya tertawa.



THE END

| | | | |

Tangerang, 24 Januari 2017


Suda benar-benar ending wkwkwk. 

Ternyata ga jadi belajar, mending selesaiin dulu aja ini cerita wkwk.


THANK YOU BUAT KALIAN YANG SETIA BACAAA DAN VOMMENT!!! TANPA KALIAN, YA, INI CERITA HANYA SEBUAH CERITA.


(((Ya emang ini cuma cerita-_-)))


Tapi intinya makasih buat kalian:' aku terharu:'''''

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang