58. Forgive Me

2.3K 174 9
                                    

"Ra, buka pintunya..."

Aldric masih berusaha mengetuk pintu Nura agar Nura membukanya. Sudah hampir setengah jam ia berusaha belum juga dibukakan.

"Ra..."

Karena merasa tak tega, mau tak mau Nura membukakan pintu untuknya.

Saat pintu terbuka, Aldric langsung tersenyum lebar.

"Ngapain ke sini?"

"Mau minta maaf," kata Aldric lembut.

"Minta maaf untuk apa?"

"Pergi sama Cia."

"Aku gapapa kok kamu pergi sama siapa aja, termasuk Cia."

"Tapi kamu marah."

"Engga."

"Iya."

"Engga."

"Iya."

"Aku bilang engga."

"Iya, keliatan."

Nura merasa geram.

"Iyaudah iya!"

"Nah gitu dong."

"Aneh, malah seneng," Nura membalik badannya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Nura duduk di sofa di kamarnya, Aldric mengikuti dan langsung duduk di sebelahnya.

"Maaf Ra.."

"Iya."

"Yang ikhlas," Aldric memamerkan wajahnya tepat di hadapan Nura dengan puppy face-nya yang membuat wajah Aldric terlihat lebih imut.

"Sanaaa," Nura mendorong wajah Aldric menjauh.

Nura mendorongnya bukan karena Nura ga suka diliatin Aldric, tapi Nura malu diliatin Aldric.

"Kenapa? Malu ya?"

"Engga."

"Iya tuh..."

"Terserah."

"Ih ngambeknya malah tambah-tambah. Jadi bikin tambah imut."

"Terserah."

"Maaf sih Ra.. Aku ngga ngapa-ngapain kok, aku berani suwer," Aldric mengangkat tangannya dengan jari tengah dan jari telunjuknya yang berdiri.

"Terserah."

"Terserah mulu daritadi."

"Ya emang terserah. Mau ngapain aja sama Cia juga aku gak bakal tau, karena mataku tuh di sini, cuma dua, gak di mana-mana," Nura menunjuk matanya.

"Yaiya, masa mata kamu ada sepuluh sih, Sayang."

"Gausah sayang-sayang."

"Aku traktir es krim sepuasnya deh kalau kamu ga ngambek lagi."

"Sepuasnya, sepuasnya. Sepuas gimana dulu?"

Aldric terkekeh, "Giliran masalah es krim berenti ngambeknya."

"Yah, yaudah, terserah."

"Iya, iya, iya," Aldric mengacak rambut Nura seraya tertawa. "Sepuaaaasnya kamu mau beli berapapun aku jabanin, tapi untuk satu hari ini aja, gak boleh terus-terusan, nanti sakit."

"Aku gak mau es krim doang."

"Apa dong?"

"Aku mau beli hadiah Mama, dan aku mau makan....laper...," Nura memelas.

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang