63. Miss Communication

1.8K 161 2
                                    

Sudah 4 hari terlewatkan, sudah 4 hari pula komunikasi Nura dan Aldric menjadi lebih minim lagi.

Malam ini, Nura sedang berbaring di atas kasurnya dan memandang langit kamarnya sambil terbengong.

"Ngapain sih Aldric sampe sibuk banget," dumelnya.

Tak lama dari itu, entah mungkin hati mereka memang nyambung atau bagaimana, Nura menerima telfon dari Aldric.

Nura mengambil ponselnya yang berbaring di sebelahnya lalu melihat layarnya terlebih dahulu.

Dengan malas, Nura mengangkatnya tanpa berbicara duluan.

"Halo?" Sapa Aldric pelan.

"Halo," balas Nura cepat.

"Lagi ngapain?"

"Nunggu kabar."

"Kabar siapa?"

"Selingkuhan."

"Selingkuhan?"

"Ya, kamu lah! Ada-ada aja masa aku selingkuh."

"Kan kirain gitu," kata Aldric lembut. "Maaf ya, beberapa hari ini kita jadi jarang komunikasi bahkan ketemu."

"Udah biasa."

"Biarin aku jelasin dulu, Sayang."

"Jelasin?"

"Jadi gini," Aldric menarik nafas dalam-dalam. "Aku tau kamu pasti marah, tapi maafin aku."

"Iya."

"Cia sakit leukimia, aku harus nemenin dia dulu. Nemenin dia berobat dan sebagainya."

"Oh, Cia."

"Kamu ngertiin aku kan?"

"Sejak kapan aku nggak ngertiin kamu?"

Aldric terdiam.

"Kalau lagi nemenin dia, yaudah nemenin dulu. Telfonnya nanti aja, kalau udah selesai."

"Engga papa kok, aku lagi di luar kamarnya juga."

Ingin rasanya marah, tapi Nura harus mengerti. Leukimia bukanlah penyakit ringan seperti demam, tetapi itu penyakit yang sangat mematikan, dan Nura tidak bisa egois.

"Gapapa. Apa perlu aku yang matiin?"

"Jangan. Temenin aku."

"Kamu nemenin dia, dan pastinya dia harusnya nemenin kamu juga dong? Kok minta aku nemenin juga? Ceweknya jangan banyak-banyak, nanti gumoh loh, hehehe."

"Engga lah, Ra. Pacar aku cukup satu, kamu aja."

"Ngomong-ngomong, udah jam 10, aku tidur ya, daah."

Dengan perasaan tak rela, Nura terpaksa memutuskan telfonnya dengan Aldric tanpa menunggu balasan Aldric. Ia membutuhkan waktu untuk membuat hatinya yang sedang ngilu, untuk ditenangkan dulu.

Di sisi lain, Aldric terdiam dan terkejut karena Nura yang mematikan telfonnya secara sepihak.

Aldric memandangi layar ponselnya dengan wallpaper foto Nura dengan dirinya yang sedang tersenyum lepas.

"Kita kok jadi renggang?" Gumamnya.

| | | | |

Tangerang, 23 Januari 2017

Eheh. 3-5 chapter lagi lah yaa.

Started By LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang