Sepuluh

2K 184 2
                                    

"Raellene! Sedang apa kau? Ayo naik"

Aku masih berdiri di anak tangga depan gedung sekolah, hiruk pikuk murid-murid yang ingin pulang atau jalan-jalan ke mall terdengar seperti dengung di telingaku. Punggungku berdenyut dan aku mengernyit menahan sakit yang tidak bisa kuungkapkan dengan kata-kata.

"Tunggu Rae.. Aku.. Aku tidak bermaksud"

Punggungku berdenyut. Aku kesulitan bernapas.

'Hai Vaclav. Kenapa terburu-buru?'

'Mau menonton kami latihan?'

Punggungku berdenyut. Aku kesulitan bernapas. SUV hitam yang besar.

'Dijamin kau pasti suka'

Punggungku berdenyut. Aku kesulitan bernapas. SUV hitam. Api berkobar.

"Jangan halangi jalanku! Aku sama sekali tidak berminat melihat latihan bodoh kalian!"

Punggungku berdenyut. Aku kesulitan bernapas. SUV hitam. Api berkobar. Chelsea tak sadarkan diri.

"Rae? Kau tidak apa-apa?" Chel sudah berdiri di depan hidungku dan menyentuh tanganku. Seketika itu juga aku merasa seperti terbakar di area yang disentuh Chel.

Terbakar. Punggung berdenyut. Sulit bernapas. SUV hitam. Api. Chel tak sadarkan diri. Ledakan.

"JANGAN SENTUH AKU!"

"Rae??" Chelsea tersentak kaget.

"A-aku... Jangan...biar aku..." Ledakan. Api. Aku kehilangan konsentrasi.

"Syukurlah kalian mau menungguku. Aku mau menjelaskan yang sebenarnya. Aku dan Rae... Aku tidak bermaksud.."

"Diamlah Sewell! Aku tidak mau mendengarkan penjelasan konyolmu" tukas Chel

Chel. Chel tak sadarkan diri. Ledakan.

"Bantu aku disini Rae.. Kau tahu aku tidak ingin.." Val mengulurkan tangannya.

"TIDAK!! Jangan sentuh aku! Biarkan aku sendiri!" Aku melangkah mundur, menapaki kembali anak-anak tangga di belakangku.

"Maaf Chelsea, aku...."

"Tidak apa-apa Rae.. Ia tidak akan menyakitimu sekarang"

"Aku tidak menyakiti siapa-siapa!"

"Diam! Aku... Aku tidak bisa!" Suaraku meninggi dan akhirnya pecah. Aku berbalik dan lari menjauhi mereka berdua.

"Baiklah! Lari saja kau! Itu yang selalu kau lakukan kan? Lari dan menghindar?! Aku hanya ingin menolongmu Rae" Chel berteriak marah. Aku menghentikan langkahku dan membalas kata-katanya.

"Menolongku? Menolongku?! Tidak ada yang bisa menolongku Chelsea. Tidak ada! Kau dan usahamu... Hanya membuatnya lebih parah!!"

Chelsea terhenyak. Ia memandangku dari tempatnya dan berdiri dan aku bersumpah aku bisa melihat kekecewaan terpancar dari matanya.

"Baiklah kalau itu maumu. Maaf kalau selama ini kau merasa seperti itu. Selamat tinggal Raellene." Ia menuju mobilnya dan membanting pintu. Kemudian mobil itu melesat, meninggalkan jejak ban dibelakangnya. Aku meringis, menahan perasaanku yang bergejolak. Sakit, sakit, dan sakit. Punggungku masih berdenyut dan sekarang hatiku juga.

"Rae.. Tunggu"

Sial. Aku lupa kalau Val masih ada disitu.

"Menjauhlah! Aku tidak butuh ceramahmu.. Kami akan berbaikan, percayalah"

Ya kan? Aku meyakinkan diriku sendiri. Chelsea akan menelponku nanti malam dan menyesali kata-katanya padaku. Kami akan bersahabat lagi. Berdiri berdampingan menyoraki Amy di perlombaannya besok. Tiba-tiba aku merasa pundakku terbakar dan terlonjak, mendapati Val penyebabnya.

Reversed TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang