Epilog

2.6K 185 24
                                    

"Kau yakin akan melakukannya?" Mom terdengar gugup.

"Tentu saja" jawabku antusias. Aku menyimpan ID-card perusahaan tempat aku bekerja di tas selempangku dan segera memegang ballpoint yang diserahkan oleh petugas wanita itu.

"Silahkan tanda tangan disini"

"Aku tidak menyangka hari ini tiba juga" Mom masih terdengar gelisah

"Aku juga Mom," sahutku gemas "dimana Neal? Dia seharusnya sudah tiba lima belas menit yang lalu!!"

"Terima kasih" petugas itu membereskan berkas-berkas yang kutandatangani "silahkan menunggu sebentar lagi" lalu ia pergi

"Menunggu..menunggu..kita sudah menunggu dari tadi" kata mom kesal. Aku hanya tersenyum geli melihatnya seperti itu. Aku melihat handphoneku dan mengetik sebuah pesan singkat

To : Val Sewell

Hari ini semuanya akan menjadi sah.
Tidak sabar bertemu dengannya..

Tidak sabar juga menunjukkanny padamu :D

Begitu aku menekan tombol 'kirim', Neal berlari ke arahku sambil terengah-engah. Tangan kanannya memegang jaket dan tangan kirinya menjinjing tas kantor yang terlihat berat

"Apa aku terlambat?" Tanyanya cemas

"Hampir" aku bersedekap. Ia terkekeh.

"Ini dia" petugas tadi keluar ruangan sambil menggendong seonggok kain.

Aku mendekat dengan gugup dan mengintip ke balik kain itu. Petugas itu menyerahkannya pada lenganku dan begitu ia tiba di dalam gendonganku, aku bisa melihatnya dengan jelas.

Matanya yang bulat berwarna abu-abu tua yang langsung mengunci mataku. Tangannya yang mungil mendekap jari telunjukku dan dari mulutnya, ia meniupkan gelembung-gelembung air liur. Aku tertawa kecil melihat tingkahnya.

"Anda benar-benar baik hati sekali mau mengadopsinya" ujar petugas itu.

Aku tersenyum "hal yang terjadi sebelumnya, bukan kesalahannya. Ia tidak berhak mendapat hidup yang buruk karena ia lahir dalam keadaan yang buruk" aku menjelaskan. Petugas itu mengangguk senang.

Aku memandang mata si bayi ini lagi. Ia ditinggalkan begitu saja di rumah sakit dan kebetulan saja aku sedang menjenguk Amy yang dirawat di sini. Begitu melihat keadaannya, dengan sukarela aku menawarkan diri untuk mengadopsinya.

Tentu saja hal itu bisa terjadi dan membutuhkan waktu berminggu-minggu. Kini, si bayi sudah berada di gendonganku dan tidak ada apapun yang bisa mengambilnya dariku.

Kurasa beginilah pada akhirnya kutukan itu berakhir. Tidak dengan kematian melainkan perbuatan baik. Aku tidak bisa menggantikan Val sampai kapanpun dan adopsi adalah hal yang terbaik untuk melepaskan keinginanku sebagai perempuan.

Terkadang, kutukan itu bukan berasal dari mantera atau sihir atau apapun, melainkan dari diri kita sendiri. Terkadang kita tidak bisa lari dari pada hal itu dan yang bisa kita lakukan adalah mengubahnya menjadi lebih baik.

"Ia tampan sekali" Mom membuyarkan pikiranku

"Mengingatkanku pada seseorang" timpal Neal. Aku setuju sekali.

"Jadi, siapa namanya?"

Aku menatap kedua mata abu-abu itu dan sebuah nama terpatri jelas di dalam otakku. Aku tersenyum lebar

"Vincent. Vincent Sullivan"

Reversed TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang