Tiga

3K 223 1
                                    

“sudah siap untuk studi wisata akhir pekan?!” Chelsea memekik dengan penuh kegirangan. Rambut pirangnya bergoyang-goyang seiring ia menganggukkan kepalanya penuh semangat.

“Studi wisata?” aku menatapnya heran. Merapatkan mantelku dan bergidik ketika anak-anak kutu buku sedang membawa praktikum biologi mereka yang dikelilingi kawat. Kawat-kawat yang tajam.

“Oh..ayolah Rae..kau selalu begitu. Tidak pernah memperhatikan pelajaran ya? Kita akan mengadakan studi wisata di Grand Valley barat, bekas benteng kuno jaman perang dunia kedua. Mrs. Quell, guru sejarah kita sudah membuka pendaftaran sejak 2 minggu lalu. Dan aku yang mendaftarkan kita bertiga”  Chel-begitu panggilanku pada Chelsea-memutar bola matanya. Gemas

“Tidak. Ia hanya menghayalkan tentang hal-hal konyol di jendela” Amy menambahkan. Membetulkan letak kacamatanya dan tersenyum ke arahku “Ia hampir mengacuhkan semua pelajaran. Aku heran ia lolos sampai semester ini”

“yah.. kalaupun aku tahu mengenai studi wisata ini. Aku tidak bisa pergi. Maksudku.. kalian tahu seperti apa ibuku kan?” Aku membela diriku sambil berusaha menghindari tatapan kecewa sahabatku

Amy tampak sedikit kesal dan mengangguk. Tapi Chel justru tersenyum lebih lebar. Tidak baik

“kurasa saatnya kita melihat sisi lain dari seorang Raellene Sullivan!”

Aku menatap Chel curiga dan Amy tampak kebingungan. Mataku melebar melihat Chel mengangkat tangannya, memanggil seseorang. Oh..tidak

“Yo! Sewell! Disini..disini!!” Chel berteriak penuh semangat dan melemparkan tatapan menggodanya padaku. Orang yang dipanggil itu mendekat, menyeberangi kerumunan orang yang sedang menghabiskan waktu istirahatnya di koridor dan taman sekolah. Mendatangi kami yang sedang duduk di rumput taman sekolah. Dan aku langsung mengenali mata kelabunya.

“semuanya, kenalkan. Ini Vaclav Sewell. Ia teman sekelasku di SMP dulu. Dan ya, kami di SMP yang sama.”

“senang bertemu denganmu, Vaclav. Tapi aku tidak mengerti Chel, apa hubungannya dengan kita?” Amy makin kebingungan. Aku terpuruk, bersembunyi di balik bayangan Amy dan aku bisa merasakan bahwa cowok itu sedang memandangiku

“kalian bisa memanggilku Val. Setidaknya begitulah teman-temanku yang lain memanggilku. Dan jujur saja, aku juga tidak mengerti kenapa dipanggil kemari” Suara Val yang berat langsung melumpuhkan saraf-sarafku. Aku menggigit bibir, tidak tahu harus mengutuki Chel atau menciumnya

“Aku hanya ingin tahu kalau kau ikut studi wisata yang diselenggarakan Mrs. Quell? Karena teman kami yang ini..” Chel menarikku dan aku bertatapan langsung dengan Val. Aku yakin inilah caraku menghentikan detak jantungku dan melakukan proses pemunduran. Tapi untunglah tidak ada yang terjadi

“....tidak bisa ikut. Jadi siapa tahu kau membutuhkan kelompok? Karena kami kekurangan personil” Chel tersenyum jahil dan merangkulku. Aku merasa mulas

“Sungguh? Sayang sekali kau tidak bisa ikut. Kurasa perjalanannya akan menyenangkan” Val terdengar kecewa. Atau mungkin itu hanya perasaanku saja.

“yah mungkin aku bisa mencoba membicarakannya dengan ibuku. Tapi aku tidak yakin”

Val masih menatapku

“itu lebih dari cukup. Terima kasih Val. “ Chel memecahkan keheningan dan menyeret kami pergi dari situ

“eh..sama-sama kurasa” Val tampak kikuk dan melemparkan senyum. Pada kami. Padaku.

Sambil melangkah menjauh, Amy lebih dulu buka suara

“apa-apaan itu tadi?”

“Amy sayang, yang kau temui tadi itu adalah pujaan hati Rae”

“Bukan. Sudah kubilang aku hanya mengaguminya”

Reversed TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang