'Just because i let you go, doesn't mean i don't love you anymore.'
***
"Via Della Pace?"
Harry mengangguk, dengan segera ia melepas sabuk pengaman yang digunakannya. Begitu juga Allison, Oh ya, bicara soal Allison. Mata gadis itu berbinar binar melihat restaurant yang dituju Harry. Yang benar saja, Ini restaurant favoritku! Batinnya bersorak.
Setelah membukakan pintu untuk kekasihnya, Harry menggandeng gadis tersebut untuk masuk kedalam restaurant itu. Mereka mencari cari tempat yang pas. Sampai akhirnya tertuju pada tempat kosong didekat jendela kaca yang langsung menghadap ke jalan raya.
Seorang pelayan mendekati mereka, tak lama setelah mereka duduk. Pelayan itu memberikan buku menu kepada Harry dan Allison. Harry tampak sedikit bingung dengan apa yang akan ia pilih untuk makan siangnya ini.
Berbeda dengan Allison, gadis itu langsung menyebutkan makanan yang diinginkannya tanpa perlu membuka buku menu terlebih dahulu.
"One chicken parmigiana and lemon tea, please." Ujar Allison langsung, pelayan itu pun mencatat pesanannya. Selang beberapa detik, pelayan itu mengarahkan pandangannya pada Harry, yang masih terlihat sibuk membolak balikan buku menu.
"Babe, what do you want?" Allison bermaksud untuk membantu Harry memilih makan siangnya. Ia sudah hafal betul jika kekasihnya ini sering kali sulit memutuskan apa yang akan disantapnya. Seperti saat ini misalnya.
"Umm, menurutmu aku harus memilih yang ini... Atau yang ini?" Harry menunjukan dua menu yang akan dipilihnya pada Allison. Melihat kedua menu yang ditunjuk Harry membuat dirinya menggelengkan kepalanya tak percaya. Fettuccine Carbonara dan Fettuccine aglio olio?
"Yang benar saja, Hazz. Kau bingung menentukan saus?" Harry terkekeh geli. "Aku memang bingung, Ally." Allison tampak berfikir sejenak, ternyata dirinya juga bingung. "Uh-uh. Fettuccine Carbonara sounds delicious." Ucapnya disusul oleh anggukkan dari Harry. "And Ice Cappucino."
Pelayan itu mengangguk, lalu ia menyebutkan ulang pesanan mereka. Setelah itu ia pergi dan tersisalah kini Harry dan Allison.
"All—" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, seseorang perempuan menghampiri meja yang mereka duduki. "Hey, Harry?" Sapa perempuan itu, "Oh, H-hey, Valerie." Harry sedikit tersenyum kearah perempuan tersebut.
Perempuan yang dipanggil Harry dengan nama Valerie itu sangat menawan meskipun hanya mengenakan kaus hitam polos dan celana jeans. Rambut brunette nya ia gerai dan tubuhnya yang seperti supermodel itu membuat nilai plus tersendiri terhadap dirinya.
"Aku tidak menyangka kita bisa bertemu disini." Ujar perempuan itu lagi. Harry hanya tersenyum canggung, lalu mata perempuan itu teralihkan pada Allison. "Hey, siapa perempuan cantik ini Harry?"
"Oh ya, kenalkan. Valerie ini Allison, dan Allison ini Valerie." Mereka berdua saling berjabat tangan, dan saling melempar senyum. Gadis ini sangat cantik, pikir Allison.
"Oh aku ingat! Dia adalah sepupu terdekatmu ya kan, Harry?" Ucapan Valerie tiba-tiba membuat Allison sedikit tersentak. Apa kata nya? Sepupu? "Kenalkan, aku Valerie Hudges. Tunangan Harry. It's nice to see you, Allison."
BAM!
Bagaikan terkena hentakkan yang keras, tubuh Allison melemah seketika. Rasa kaget, kecewa, dan marah semua bercampur aduk menjadi satu. Pengakuan Valerie mengenai Tunangan Harry serasa seperti ombak besar yang menerjangnya.
"T-tunangan?"
***
Next or nah?
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK CITY
Фанфик[ COMPLETED ] "The city comes alive when we're together." Allison Stunner, seorang mahasiswa dari sebuah universitas terkenal di New York menjalin hubungan dengan seorang Harry Styles bintang pop terkenal dunia yang namanya sangat dieluh-eluhkan ol...