- Eleven

1.6K 198 7
                                    

A/N Sorry ini bakal pendek:(

Author POV

Bagaikan sepasang remaja yang sedang kasmaran, Harry dan Allison tengah berjalan beriringan dengan posisi tangan Harry yang melingkar di bahu Allison. Merangkul gadis itu dengan protektif, seperti menunjukkan pada semua orang yang melihatnya bahwa Allison hanya miliknya.

Senyum yang mereka tunjukan sangat bertolak belakang dengan keadaan hati mereka. Bibir mereka boleh tersenyum, tapi sebenarnya hati mereka sedang gelisah.

Lagi-lagi mereka harus terpisah oleh jarak, lagi-lagi mereka harus saling memahami perbedaan waktu yang membentang diantara dua negara berbeda benua yang mereka tinggali.

Sebelum Harry benar-benar kembali ke London, Allison terus berada didalam dekapan lelaki itu. Seakan tak ingin jauh jauh dari Harry, ia bahkan sudah tak perduli sedari tadi banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

"Aku menyesal telah membuang satu hari tanpa bersamamu kemarin." Allison mendongak untuk menatap Harry yang lebih tinggi darinya.

Dagu Allison diletakkan di dada Harry, sedangkan kedua tangan nya kini sudah melingkar dengan sempurna di pinggang Harry. Tak ingin kalah, Harry pun melingkarkan kedua tangan nya disekitar leher Allison.

Mereka saling bertatap dan tenggelam dalam bola mata lawan bicaranya. Mereka tak tahu kapan bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini lagi, pasti butuh waktu berbulan bulan bagi mereka untuk bisa seperti ini lagi.

"Kau berkata seperti itu seolah-olah aku akan meninggalkanmu selamanya, babe." Harry menatap mata hazel milik Allison sambil terkekeh ringan.

Allison memberikan senyuman terbaiknya, "Tapi firasatku mengatakan seperti itu,"

Kedua alis Harry mengkerut, tak mengerti dengan apa yang baru saja diucapkan kekasihnya.

"M-maksudmu?" Tanya Harry. Menjauh sedikit dari tubuh Allison. "Tidak, bukan apa-apa. Sebaiknya kau segera masuk ke ruang tunggu. Aku tak ingin kau ketinggalan pesawat."

Harry menghembuskan nafasnya berat, ia sadar betul kesalahan fatal apa yang akan ia lakukan pada Allison setelah perpisahan manis ini. Diam-diam bertunangan dengan gadis lain yang sudah dijodohkan oleh orang tua bukan lah kesalahan yang sepele.

"Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi, Ally. Karena aku tak akan merasakan pelukan hangat ini selama berbulan-bulan nantinya." Ucap Harry dengan suara yang lebih berat dari biasanya. Membuat Allison terbuai.

Ia membiarkan Harry memeluknya lebih lama lagi. Berkali-kali Harry mencium pipi dan dahi Allison, sebelum akhirnya bibirnya melumat bibir pink Allison dengan lembut. Sangat lembut. Tidak ada kilatan nafsu sama sekali, yang ada hanya sentuhan kasih sayang yang seperti sedang Harry transfer untuk Allison.

Mereka berciuman cukup lama, sampai akhirnya keduanya kehabisan oksigen dan melepas tautan bibir mereka. Keduanya tersenyum, Harry mendekatkan wajahnya dengan wajah Allison lagi. Membuat Allison seketika memejamkan matanya.

Cup!

Dengan secepat kilat, Harry mengecup bibir Allison, sekali lagi. Sebelum dirinya benar-benar menggeret kopernya untuk masuk ke ruang tunggu.

"Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik. Jangan nakal! Kabari aku jika terjadi sesuatu padamu, usahakan untuk mengabariku setiap saat dan—" sebelum Harry sempat menyelesaikan ucapannya, Allison terlebih dahulu memotongnya.

"Aku mencintaimu Harry. Sekarang pergilah, lihat 20 menit lagi pesawatmu akan berangkat." Allison mengecup bibir Harry, menyuruh laki-laki itu untuk berhenti berbicara.

 NEW YORK CITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang