- Twenty five

1.6K 201 40
                                    


Allison POV

Pukul dua belas lewat lima menit, aku segera bergegas pergi ke luar kantor untuk makan siang. Kebetulan sekali aku juga akan bertemu dengan Gemma dan Anne di salah satu cafe yang tak jauh dari sini.

Melajukan mobilku dengan kecepatan standar, hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di cafe itu. Aku segera turun dari mobil dan masuk kedalam. Mengedarkan pandanganku, tidak kutemukan Gemma ataupun Anne disana. Mungkin mereka belum datang.

Dengan begitu, akupun mencari meja dengan spot yang pas. Dan tatapanku tertuju pada empat buah bangku dan satu meja yang terletak pojok ruangan dekat jendela. Perfect batinku. Tanpa menunggu apapun aku segera mendaratkan bokongku disana.

Seorang pelayan yang ku ketahui bernama Meggie datang dengan membawa buku menu. Aku pun menerimanya namun tak langsung memesan, aku akan menunggu Gemma dan Anne terlebih dahulu.

Sambil mengisi kebosanan akibat Gemma dan Anne yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya, aku memutuskan untuk mengecek ponselku yang sama sekali belum sempat kubuka dari tadi pagi. Hanya ada beberapa pesan dari rekan kerjaku dan selebihnya adalah pesan dari operator.

Lihat, betapa menyedihkan nya diriku.

Suara lonceng terdengar, menandakan ada seseorang yang baru saja memasuki cafe ini. Beruntung, itu adalah Gemma dan juga Anne. Huftt, akhirnya mereka datang juga. Batinku bersorak.

"Maaf kami terlambat, jalanan sangat macet tadi. Kau sudah lama menunggu, sayang?" Ucap Anne begitu ia sudah duduk disampingku, sedangkan Gemma berada dihadapan kami berdua.

"Tak apa Anne, baru lima belas menit." Jawabku. "Apa kalian ingin memesan? Kebetulan akupun belum memesan." Lanjutku lagi. Keduanya langsung sibuk membolak-balikan buku menu. Begitupun denganku.

Setelah kami memesan, Meggie atau pelayan yang tadi kupanggil meninggalkan kami dan berkata bahwa kami harus menunggu beberapa menit sampai makanan nya matang. Waktu itu pun kami pergunakan untuk sekedar mengobrol obrolan ringan.

Masalah kelulusanku, keluargaku, pekerjaanku saat ini, dan sampai pada topik yang sebenarnya sangat kuhindari untuk saat ini. Hubunganku dengan Harry.

"Aku benar-benar meminta maaf tentang masalah itu, Ally. Aku pun sebenarnya ingin menentangnya, tapi dad—" Gemma mulai membuka suaranya yang mana membuatku bingung, menentang dadnya? Apa maksudnya?

Aku hanya mendengarkan Gemma sambil sesekali memberikan tatapan bingung dan tak mengerti padanya. Sampai sepertinya, Anne mengerti dengan raut wajahku yang kebingungan.

"Harry sudah menjelaskan semua itu padamu, bukan begitu Ally?" Tanya Anne memotong ucapan Gemma yang sedari tadi sama sekali tak ku mengerti. Aku menengok kearahnya, "uh-huh, sebenarnya belum."

Gemma melongo menatapku dan Anne secara bergantian, "Astaga, yang benar saja? Bukan kah ia sudah mengatakan nya? Aku ingat sekali saat ia menelfonku malam-malam, hanya untuk meminta saran padaku bagaimana caranya menjelaskan masalah itu padamu."

Aku tersenyum ironi, "Memang saat itu ia hendak menjelaskan nya padaku, namun aku menolaknya. Hatiku masih belum siap mendengar penjelasan apapun darinya. Maafkan aku." Sesalku.

Anne yang sepertinya sangat mengerti keadaanku, kini mengusap-usap bahuku dengan lembut. Sungguh, ia adalah ibu yang sangat baik. Tak heran jika Harry dan Gemma memiliki sifat lembut seperti dirinya.

"Aku mengerti betul bagaimana perasaanmu saat itu, Ally. Sekali lagi maafkan aku, maafkan kami karena telah merahasiakan ini darimu." Ucap Anne lembut dengan nada penyesalannya. Aku hanya tersenyum kecil, tak bisa berkata apa-apa.

 NEW YORK CITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang