Allison POV
"Mengapa kau tidak memakan rotimu, Harry?"
"Aku tidak lapar."
Tumben, biasanya roti selai coklat adalah favoritnya. Batinku.
"Apa kau sudah selesai dengan sarapanmu? Kita harus segera berangkat." Ujarnya, pun aku dengan segera meneguk susuku yang tinggal setengah. "Ayo."
Oh ya, jika kalian bertanya-tanya aku dan Harry akan pergi kemana. Maka jawabannya adalah, London. Aku dan Harry akan pergi ke London. Selain ada beberapa acara yang harus Harry dan band nya hadiri di London, ia juga berniat untuk sekalian mengajakku liburan disana. Well, i hope everything is going fine.
Kami sudah berada di John F. Kennedy International Airport atau biasa disingkat JFK Airport, sejak setengah jam yang lalu. Sambil menunggu pesawat yang akan kami tumpangi, aku dan Harry memutuskan untuk pergi ke Starbucks.
"What do you want, Curls?" Tanyaku, sejenak ia mengalihkan pandangannya dari ponsel kearahku. "Grande Coffee Latte, kau?" Tumben sekali ia bertanya padaku. Biasanya jika sudah memainkan ponselnya, ia lupa dengan keadaan sekitar.
Tanpa menjawab pertanyaannya aku segera mengalihkan pandanganku pada seorang barista perempuan yang berdiri dibelakang meja kasir, dengan senyumnya yang kuakui manis.
"Aku pesan satu Coffee latte ukuran grande dan satu Green Tea latte ukuran venti." Ia menganggukkan kepalanya sambil menekan layar yang ada dihadapannya. "Totalnya jadi $9.38 , atas nama siapa?" Baru saja aku ingin mengeluarkan dompetku, Harry sudah terlebih dahulu menyerahkan uangnya.
"Atas nama Mr.Styles dan Mrs.Styles." Ujarnya sembari mengedipkan satu matanya kearahku, uh menyebalkan.
Setelah pesanan kami siap, kami segera keluar dari starbucks untuk menuju ruang tunggu. Namun sialnya, ada beberapa paparazzi yang mengikuti kami.
'Harry! Harry!'
'Harry, siapa gadis yang itu?'
'Hey, nona. Lihatlah kesini!"
'Harry, jadi benar perempuan ini adalah kekasihmu?'
Kurang lebih seperti itulah kalimat-kalimat yang dilontarkan para paparazzi itu pada kami, tak satupun pertanyaan mereka yang dijawab oleh Harry. Itu sedikit membuatku tenang. Well, tapi cepat atau lambat pun mereka akan tahu bahwa aku adalah kekasih seorang Harry Styles. Ya itu pasti.
'Good morning passengers, this is the pre-boarding announcement for flight BA001 to London. Please have your boarding pass and identification ready. Bussiness boarding will begin in approximately ten minutes time. Thank you.'
Terdengar suara pemberitahuan untuk segera boarding di pengeras suara, dengan begitu aku dan Harry semakin mempercepat langkah kami untuk segera menaiki pesawat.
Didalam pesawat, tidak banyak orang yang memperhatikan kami. Karena kami berada di bussiness class jadi aku dan Harry tidak perlu merasa risih karena terus diperhatikan oleh orang-orang.
Sedari tadi Harry hanya sibuk dengan ponsel abu-abu digenggamannya. Ntah apa yang ia lakukan, namun aku merasa terabaikan. Apakah ponselnya itu lebih penting dari pada aku saat ini?
'— during flight, please turn off your mobile phone or turn it into airplane mode. Thank you.'
Dengan begitu aku segera menonaktifkan ponselku begitupun dengan Harry. Beberapa menit kemudian, pesawat kami take-off. Harry mengambil tangan kananku dan menggenggamnya erat. Ingin rasanya aku menolak, karena masih kesal dengannya yang sedari tadi tak menghiraukanku. Namun, entahlah.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK CITY
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] "The city comes alive when we're together." Allison Stunner, seorang mahasiswa dari sebuah universitas terkenal di New York menjalin hubungan dengan seorang Harry Styles bintang pop terkenal dunia yang namanya sangat dieluh-eluhkan ol...