- Twenty three

1.5K 199 42
                                        


A month later ...


Allison POV

"You're ready?"

Aku menghembuskan nafas berat sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh mom. "Yeah, i'm ready." Ujarku mantap.

Kemudian mom menggandeng tanganku dan membawaku keluar dari kamar. Diluar sana sudah ada dad dan Sierra yang sedari tadi menunggu kami.

"I'm so proud of you, Allison." Aku terkekeh mendengar ucapan dad, begitu juga Sierra. "Ayolah dad, kau sudah mengatakan itu berulang kali, sejak kau baru tiba disini." Jawabku.

"Itu artinya ia benar-benar bangga padamu, sayang." Bisik mom ditelingaku. Dad hanya terus tersenyum memandangiku sebelum ia berkata, "Baiklah, sebaiknya kita cepat pergi. Dad tidak ingin kau terlambat di hari kelulusanmu."

Dengan begitu, aku beserta keluargaku segera pergi meninggalkan apartemen dan langsung pergi menaiki mobil menuju kampusku.

Ahhh, senang rasanya. Akhirnya aku bisa menyelesaikan pendidikanku dengan tepat waktu dan dengan hasil yang sangat memuaskan. Meskipun, beberapa minggu terakhir ini aku merasa sedikit kurang fokus dikarenakan suatu hal yang kalian pun pasti tahu apa itu.

Tapi, dihari bahagiaku ini. Aku tidak akan membahas hal itu lagi. Aku ingin istirahat dan melupakan sejenak kesedihan serta kepedihanku. Because today it's my graduation day!

Tak beberapa lama, aku sudah sampai diarea kampus. Wow, sungguh. Aku tidak pernah melihat kampus sangat ramai seperti ini. I mean, memang biasanya ramai tapi tidak pernah seramai ini. Beberapa teman seangkatanku turun dari kendaraannya masing-masing dengan mengenakan pakaian toga nya, sama sepertiku.

Turun dari mobil, aku mengedarkan pandanganku mencari keberadaan Barbara. Tadi saat diperjalanan, ia mengirimiku pesan yang mengatakan bahwa dirinya menungguku didepan gedung auditorium. Dan pas sekali Dadku memakirkan mobilnya tak jauh dari pintu masuk auditorium.

"Ayo Ally, jangan diam disitu saja." Tegur mom padaku. Ternyata keluargaku sudah berjalan terlebih dahulu. "Mom, Dad, dan Sierra duluan saja. Aku bersama temanku, Barbara." Ucapku.

Mom mengangguk mengerti kemudian berjalan bersama Dad dan Sierra memasuki auditorium tempat dimana acara wisuda akan dilaksanakan. Sedangkan aku mencari-cari keberadaan Barbara. Ugh, sebenarnya dia itu ada didekat pintu auditorium yang mana sih?

Seseorang mencolek bahuku, membuatku terkejut. Sialan, ini dia wanita menyebalkan yang sedari tadi kucari. Ia sedang tertawa bersama seorang laki-laki berambut brunette yang merangkulnya.

Tunggu, sepertinya ia Niall. Tapi kenapa rambutnya tidak blonde?

"Niall?" Aku menghiraukan tawaan Barbara yang menyebalkan, lebih memilih untuk memastikan jika pria yang bersama dirinya ini Niall atau bukan.

"Yes, Allison?" Jawabnya. "Kau, mengapa rambutmu? Eh maksudku, kau mengganti warna rambut?" Tanyaku penasaran.

Ia terkekeh kecil sebelum menjawab, "Sebenarnya ini adalah rambut asliku. Wanita manja ini yang memimtaku untuk mengubahnya kembali ke awal," jelas Niall sambil menunjuk Barbara menggunakan dagunya.

"Hey! Kau kan yang meminta pendapatku, Ni!" Protes Barbara. "Itu sama saja, princess." Balas Niall tak mau kalah, ditambah ia mengecup pipi Barbara yang malah membuat wanita itu blushing.

Astaga, melihat kelakuan mereka aku jadi teringat masa-masa bahagiaku dengan Harry. Aku sedikit merindukan nya.

"Eh, Ally. Kau tak apa?" Tanya Barbara tiba-tiba. Raut wajahnya menampakkan kesan khawatir, begitu pula Niall.

 NEW YORK CITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang