- Thirteen

1.5K 197 58
                                        




Allison POV

Beberapa hari belakangan ini, banyak berita yang tidak-tidak mengenai Harry. Seperti, rumor jika dirinya akan segera bertunangan atau bahkan menikah pun tersebar. Itu  karena paparazzi berhasil mengabadikan foto candid Harry yang baru saja keluar dari salah satu toko perhiasan di London.

Tak lupa berita tentang dia yang sering bergonta-ganti pasangan pun semakin senter terdengar.

Beberapa kali aku mencoba menghubunginya, namun sialnya nomornya tidak aktif. Ini membuatku cukup frustasi.

Bukan nya aku percaya dengan berita murahan seperti itu. Hanya saja, terkadang aku pun merasa penasaran dengan kejadian yang sebenarnya.

Apalagi beberapa jam yang lalu, paparazzi juga berhasil menangkap foto Harry sedang menggunakan tuxedo hitam yang rapih masuk ke sebuah ballroom hotel mewah sekitar pukul 7 malam.

Sebenarnya apa yang dilakukan laki-laki itu?

"Hey, jangan melamun terus!" Ucap Barbara mengejutkanku. Seperti biasa, jika tidak ada Harry aku selalu menghabiskan waktuku bersama Barbara di apartemen nya atau diapartemenku.

Untuk sekarang, aku lebih memilih pergi ke apartemen nya ketimbang dia yang datang ke apartemen ku. Karena ntahlah, aku hanya merasa bosan dengan suasana apartemen ku?

"Aku tidak melamun, hanya sedang berfikir." Elakku.

"Berfikir? Oh, pasti tentang kekasih tampan mu itu kan?" Ucapnya, aku hanya memutar bola mataku malas ketika ia selalu menyebut Harry dengan sebutan 'kekasih tampan'.

"Berhenti menyebutnya tampan! Kekasihmu pun tak kalah tampan nya dari Harry." Kesal ku.

Ia terkekeh sebentar sebelum kembali menjawab ucapanku, "Baiklah, baiklah. Sensi sekali sih! Kau sedang pms? Atau terlalu merindukan Harry?"

"Umm.. Bagaimana ya? Dibilang merindukan Harry, ya sedikit. Tapi bukan itu. Barbz."

"Lalu?"

"Aku hanya merasa sangat jauh darinya. Kau tahu? semenjak ia kembali ke London seminggu yang lalu, ia jarang menghubungiku." Jelasku,

"Kau sudah mencoba menghubunginya?"

Aku mengangguk pelan, "Sudah, tapi nomornya tidak aktif."

Barbara diam, ia terlihat seperti sedang berfikir.

"Ah! Aku punya ide, Bagaimana jika aku menelfon Niall untuk menanyakan Harry?" Usulnya setelah beberapa detik berfikir.

Aku hanya menaikkan kedua bahuku, mengisyaratkan terserah padanya. Bagaikan mendapat persetujuan dariku, ia langsung mengetikkan beberapa nomor yang kuyakini nomor Niall, kekasihnya.

Tak menunggu lama, Niall langsung menjawab telfon tersebut. Pun Barbara men-loudspeaker ponsel nya dan terdengarlah suara Niall disebrang sana.

"Hi baby.." Suara khas Niall masuk kedalam indra pendengaranku, mendengarnya memanggil Barbara dengan sebutan Baby membuatku ingin terbahak.

"Hi Neil.." Balasku menahan tawa yang sepertinya akan meledak ledak.

"E-eh? Allison is that you? What are you doin' with Barbara's phone?" Tanyanya bertubi-tubi. Disana bising sekali, sepertinya Niall sedang berada di sebuah acara.

"I'm here Ni. Allison hanya ingin bertanya sesuatu padamu." Ujar Barbara.

"Okay."

"Ni, sepertinya disana bising sekali. Kau sedang berada dimana?" Tanyaku.

 NEW YORK CITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang