Author POV
"Oh hi Valerie!"
Valerie menjauh dari ranjang Harry untuk memeluk Allison yang berdiri didekat sofa. Perempuan ini hanya belum mengetahui yang sebenarnya, jika saja ia mengetahuinya akan kah ia masih bersikap baik seperti ini pada Ally?
Kurasa tidak.
"Pasti kau terbang jauh-jauh kemari karena Harry sakit kan?" pertanyaan yang dilontarkan Valerie sama persis seperti apa yang Louis katakan.
Allison menggeleng, namun tak menghilangkan senyuman manisnya. "Sebenarnya bukan, aku kesini karena ada suatu pekerjaan yang harus kuselesaikan bersama atasanku,"
Valerie mengangguk pertanda mengerti. Bicara soal atasan, Allison jadi teringat bahwa ia meninggalkan Justin begitu saja direstaurant itu. Astaga, mengapa kau begitu bodoh Ally! Allison mengerutuki dirinya sendiri.
Ia pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan langsung menelfon Justin. Biar bagaimanapun ia harus meminta maaf pada atasan nya itu, karena telah meninggalkan nya seorang diri.
Justin mengangkatnya tepat pada bunyi sambungan ke tiga, "Halo, Ally?"
"Hi Justin, aku ingin meminta maaf soal tadi. Aku meninggalkanmu tiba-tiba di restaurant itu tanpa sepatah apapun, I'm so sorry," Ucap Allison penuh penyesalan.
"It's okay, kau mengkhawatirkan pujaan hatimu. Aku mengerti itu, sangat mengerti," Terdengar kekehan Justin diujung sana. Dasar manusia ini! sempat-sempatnya ia mengejekku. Batin Allison.
"Jagan mengejekku Justin!" Ucap Allison tidak terima. "Haha, baiklah baiklah. By the way kau sedang berada dimana sekarang?"
"Aku ada dirumah sakit, tidak terlalu jauh kok dari hotel. Mungkin aku akan pulang sebelum malam,"
"Hmm okay, take care of yourself. Dan jangan lupa kau sedang berusaha untuk move on lho hahaha," lagi lagi Justin meledeknya.
Allison memutar bola matanya malas, "Shut up, yasudah ya aku malas berbicara denganmu, bye Biebs!"
"Bye Mrs. Styles," sahut Justin dengan nada yang menjijikan, membuat Allison menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kemudian ia memutus sambungan telfon nya dan kembali menaruh ponselnya didalam tasnya.
"Habis menelfon siapa?" Tanya seseorang dengan suara bariton nya yang sangat khas, Harry.
Allison melihat kearahnya, namun bukan nya menjawab pertanyaan Harry ia justru kembali bertanya, "Dimana Valerie?" Harry tak menggubris pertanyaan Allison, ia hanya menatap Allison dengan tatapan yang sulit diartikan.
Allison merasa terintimidasi dengan tatapan lawan bicaranya ini, Harry memang selalu seperti itu. "Bukan siapa-siapa, hanya rekan kerja." Akhirnya Allison menjawab.
Dahi Harry yang tadinya mengkerut kini sudah kembali seperti biasa lagi, "Valerie sedang membeli bubur untukku,"
Kini giliran Allison yang mengkerutkan dahinya, heran. "Bubur untukmu? Kau benci itu Harry, aku yakin kau tidak akan memakan nya," Allison kembali mendekat dan duduk dikursi tempatnya semula.
"Yeah, tapi tadi Valerie memaksa. Katanya aku harus memakan makanan yang lunak agar cepat sembuh, kurang masuk akal memang," Harry menghembuskan nafasnya pasrah, Valerie memang terkadang bersikap egois dan mau menang sendiri.
"Tapi Valerie sudah capek-capek membelinya, masa kau tidak mau memakan nya nanti?" Allison berusaha membuat Harry mau memakan bubur yang nanti akan dibawa Valerie.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK CITY
Fiksyen Peminat[ COMPLETED ] "The city comes alive when we're together." Allison Stunner, seorang mahasiswa dari sebuah universitas terkenal di New York menjalin hubungan dengan seorang Harry Styles bintang pop terkenal dunia yang namanya sangat dieluh-eluhkan ol...