sorry bgt nih, gue harusnya update semalem tapi ternyata rada error gitu jadi yg ke post cuma setengah chap:(
Allison POV
Hari ini adalah hari terakhir ujian kelulusan di kampusku, aku baru saja keluar dari kelas dan hendak menuju ke kafetaria untuk sekedar mengisi perut. Mungkin juga aku akan menemui Barbara disana, karena sudah seminggu ini aku jarang bertemu dengan nya. Bahkan, sepertinya ia belum tahu apa-apa mengenai kandasnya hubunganku dan Harry. Kecuali, Niall memberi tahunya.
Drrt... Drrt...
Ponsel yang berada di kantung celanaku bergetar, ternyata ada dua pesan masuk. Dari Barbara dan juga Eleanor. Percaya atau tidak, Eleanor menjadi orang yang pertama kali menelfonku dan menanyakan kabarku saat Louis memberitahunya tentang masalahku dan Harry.
From : Eleanor
Ally, sebaiknya kau dengarkan penjelasan Harry terlebih dahulu. Kau tau? Aku sedang berada di basecamp the boys dan melihat keadaan nya sekarang, aku menjadi khawatir.
Membaca pesan nya aku hanya bisa tersenyum kecut, mendengarkan penjelasan nya hanya membuat luka dihatiku semakin menjadi-jadi. Lagi pula, aku lebih percaya dengan apa yang kudengar dari Valerie saat itu ketimbang penjelasan dari Harry. Bisa saja dia mengarangnya kan?
Tapi membaca akhir pesan yang dikirimkan Eleanor, aku menjadi sedikit penasaran dengan Harry. Sebenarnya apa yang terjadi padanya? Mengapa Eleanor menjadi khawatir padanya?
To : Eleanor
Menurutku tidak ada yang perlu dijelaskan lagi Ele. Aku sudah mengerti. Dia sudah tidak mencintaiku lagi:) oh ya, sampaikan padanya untuk tetap menjaga kesehatan nya dan selalu bahagia.
Segera kutekan tombol send dan langsung mengunci ponselku, aku menutup wajahku dengan kedua tanganku dan berusaha menahan airmata yang sepertinya akan segera jatuh dari pelupuk mataku.
Tidak lama setelah aku menutup wajahku, aku merasa seseorang tengah memegang pundakku. Buru-buru aku langsung menengok kearahnya dan kulihat seorang wanita bermata biru tengah menatapku dengan tatapan cemasnya. Barbara.
"Hey, kau tidak membalas pesanku. Ada apa?" Tanyanya dengan raut khawatir dan langsung duduk disebelahku. Aku hanya memberikan nya senyum palsuku kemudian menggeleng, "Aku belum memeriksa ponselku, maaf." Alibiku
Sepertinya Barbara tidak percaya dengan ucapanku, ia menatapku penuh selidik dan tak lupa ia menaikkan salah satu alisnya. "Kau yakin? Wajahmu tidak bisa membohongiku, Allison."
"Aku memang belum membuka ponselku, Barbs." Elakku lagi, "Aku bukan mempermasalahkan soal pesan itu, yang jadi masalah disini adalah kau." Ucapnya.
"Aku?"
"Ya, sebenarnya ada apa denganmu? Ditinggal Harry ke London huh?" Ya, Barbs. Tepat sekali. Tapi, bukan ditinggal ke London. Ia benar-benar meninggalkanku karena wanita lain. Batinku menjawab.
"Bisakah kita bicarakan ini di apartemen mu?" Tanyaku, dan dia mengangguk.
.
"Jadi, ada masalah apa sebenarnya?" Tanya Barbara begitu kami sampai di apartemen nya.
Dengan setengah hati aku terpaksa menceritakan kejadian menyakitkan di restaurant waktu itu. Barbara mendengarkan ceritaku dengan seksama dan sekali-kali ia memberikanku tissue saat airmata bodoh ini kembali jatuh. Ku akui, aku memang termasuk orang yang cengeng.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK CITY
Fiksi Penggemar[ COMPLETED ] "The city comes alive when we're together." Allison Stunner, seorang mahasiswa dari sebuah universitas terkenal di New York menjalin hubungan dengan seorang Harry Styles bintang pop terkenal dunia yang namanya sangat dieluh-eluhkan ol...