Allison POV
Berbeda seperti hari-hari kemarin, Hari ini aku dengan semangat memasuki ruang kelas. Dipojok tengah barisan, terdapat Barbara yang sedang duduk dikursinya sambil memperhatikanku aneh.
Senyumanku mengembang seraya menjalankan kaki ku kearahnya, "Good Morning, Nialler's Baby!" Sapaku lalu duduk disebelahnya.
Bukan nya menyapaku balik, Barbara malah semakin memperhatikanku dengan kedua alisnya menyatu, pertanda ia sedang kebingungan. Aku tak melepaskan senyumku sama sekali. Lalu langsung mengeluarkan ponselku.
Senyumanku semakin lebar ketika membuka aplikasi messages dan menemukan pesan dari Harry. Ia mengirimiku pesan ini sekitar pukul 4 pagi tadi, which is pukul 9 pagi waktu London.
I know, timezone sucks!
From : Harry
Great time to start your day! Wake up you the honey to my pancakes x. Hahaha aku tahu ini terlalu pagi untuk mengirimimu pesan, tapi aku tak peduli. Aku sangat merindukanmu Ally:(
Membaca pesan yang dikirimkan Harry untukku cukup membuat moodku semakin naik. Sungguh, anak itu.
Dengan cepat, akupun segera membalasnya.
To : Harry
Morning Curly! Aku baru saja membuka pesanmu. Aku lebih merindukanmu Harry:(
Setelah selesai mengetikkan balasan untuk Harry, aku kembali menaruh ponselku didalam tas. Lalu menyiapkan buku-buku sesuai dengan mata kuliah pertama.
"Kemarin uring-uringan tidak jelas, sekarang senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Kau tidak gangguan jiwa kan? Atau bipolar?" Celetuk seseorang yang berhasil membuat perubahan drastis dari wajahku.
Yang tadinya aku sedang tersenyum lebar mendadak menjadi datar hanya karena ucapan nya.
"Bisakah kau tidak menghancurkan moodku yang sedang kelewat bagus ini, Barbara Palvin?" Kutolehkan kepalaku padanya, sambil menatapnya dengan wajah datarku.
Namun, ia malah menaikkan bahunya tak peduli. "Ya ya ya, terserah kau saja." Ujarnya.
Setelah itu aku tak membalasnya lagi, lebih baik aku menjaga moodku yang sedang dalam keadaan bagus ini ketimbang harus meladeni Barbara yang sedang bersikap menyebalkan.
Bersyukur salah satu dosen masuk ke kelas beberapa menit setelahnya, dan mata kuliah pertamaku dimulai.
•••
"Ya, aku sedang menuju kafetaria untuk makan siang. Bagaimana denganmu? Sudah selesai rekaman nya?"
Tumben sekali Harry menelfon saat aku sedang berada di kampus. Bahkan ia menjadi lebih perhatian dari sebelumnya, sampai-sampai menanyakan apakah aku sudah makan siang atau belum.
Padahal seingatku terakhir ia melakukan hal-hal seperti ini adalah pada saat enam bulan pertama kami menjalin hubungan. Ya maklum, masih hangat-hangat nya.
"Aku baru saja selesai dari studio, lelah sekali. Kau makan yang banyak ya! Jangan sampai kau menjadi kurus." Ucapnya.
"Langsung pulang ya Harr, jangan kemana-mana! Aku tak ingin kau kelelahan. Dan—oh! Ayolah kalau nanti aku menjadi gemuk bagaimana?"
Terdengar kekehan nya disana, "Iya sayang, aku akan langsung menuju rumah. Hahaha jangan takut gemuk, meski kau gemuk aku akan tetap mencintaimu Ally."
Mendengar ucapannya barusan, aku memutar bola mataku jengah. Bersyukur ia tidak tahu, kalau ia tahu pasti saja aku dimarahi olehnya.
"Ya ya lanjutkan saja gombalanmu itu Harold. Aku akan mendengarkan nya." Ujarku. Ia berdecak kesal, "Aku serius, sayang. Aku mencintaimu apa adanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/94626276-288-k192860.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK CITY
Fanfiction[ COMPLETED ] "The city comes alive when we're together." Allison Stunner, seorang mahasiswa dari sebuah universitas terkenal di New York menjalin hubungan dengan seorang Harry Styles bintang pop terkenal dunia yang namanya sangat dieluh-eluhkan ol...