Author POV
"H-hey.. Liam,"
Allison tersenyum manis dan melambaikan tangan nya kepada laki-laki yang ia panggil Liam itu, Justin yang sedang berada bersama Allison kini berusaha mati-matian menahan tawanya.
Bagaimana tidak, jelas jelas sejak pertama kali menginjakkan kaki disini Allison terlihat sangat was was dan takut akan bertemu dengan Harry. Padahal Justin sudah memberitahu nya bahwa London itu luas, jadi sedikit kemungkinan Allison akan bertemu dengan mantan kekasihnya itu.
ya kecuali jika itu memang sudah takdir.
Namun lihatlah sekarang, Allison justru tak sengaja bertemu dengan teman satu band Harry yang tak lain adalah Liam.
"It's been a long since last time i met you, right?" Liam berkata dengan aksen british nya yang sangat kental. "Yeah, how are you?"
"Good," Liam mengalihkan pandangan nya kearah Justin. "Apakah ini kekasih barumu?" Tanya Liam. Allison dan Justin saling berpandangan kemudian terkekeh sambil menggeleng. "No, ini adalah Justin. Justin Bieber. Atasanku dikantor,"
Liam mengulurkan tangan kanan nya untuk menjabat tangan Justin, "Oops i'm sorry. I thought you're her new boyfriend. I'm Liam, Liam Payne."
Justin pun membalas uluran tangan Liam, "It's okay. Nice to meet you Liam," Balas Justin.
Setelah saling berjabat tangan tiba tiba ponsel Liam berdering, ia pun segera merogoh sakunya lalu menempelkan benda pipih itu ditelinganya.
Justin dan Allison tidak berniat untuk mendengarkan percakapan Liam di telfon itu, keduanya sama-sama lebih memilih untuk menyantap makanan mereka yang baru aja datang.
"Apa? Harry berulah lagi?!" entah sengaja atau tidak Liam agak membesarkan suaranya dan itu ditangkap oleh pendengaran Allison.
Allison yang tadinya hendak memasukan sepotong daging steak kedalam mulutnya, mengurungkan niatnya. Ia menolehkan kepalanya kearah Liam, dan menatap laki-laki itu dengan tatapan khawatir. tak lama, Liam menyudahi telfon nya.
"Uh-huh, maaf. Aku harus segera pergi, sampai jumpa Ally, Justin." Pamit Liam meninggalkan mereka.
Pikiran Allison mulai tak karuan, hati dan otaknya lagi-lagi tidak seirama. Hatinya memintanya untuk menahan Liam dan menanyakan apa yang terjadi dengan Harry, sedangkan otaknya mengatakan tidak, ia tak perlu melakukan itu karena Harry sudah bukan siapa-siapanya lagi.
Ia terus menimang-nimang hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Biar bagaimanapun juga ia pernah menjadi seseorang yang sangat berarti bagiku, bahkan mungkin hingga sekarang, batin Allison.
Dengan cepat ia bangkit dari kursinya dan mengejar Liam yang baru saja keluar dari pintu restaurant ini. "Liam!!" Ia berlari ketika menemukan Liam yang untungnya belum jauh dari restaurant tersebut.
Yang dipanggil pun menoleh, menatap Allison dengan tatapan heran nya. "Ada apa Ally?"
"Apa yang terjadi dengan Hary?" Tanya Allison langsung dengan raut wajah yang terkesan sangat khawatir.
Dalam hatinya Liam bersorak senang, ingin sekali dirinya tersenyum namun, tidak bisa. Ia harus menyimpan kesenangan nya hingga nanti. "Ia sedang dirawat dirumah sakit, Louis dan Niall membawanya kesana. Biasa terlalu banyak minum." Jawab Liam dengan santainya.
Bagaimana bisa Liam mengatakan hal itu dengan santainya padahal jelas-jelas sahabatnya sedang berada dirumah sakit? dan apa? biasa katanya? Oh, apa maksudnya Harry sudah terbiasa mabuk hingga jatuh sakit seperti ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
NEW YORK CITY
Fanfiction[ COMPLETED ] "The city comes alive when we're together." Allison Stunner, seorang mahasiswa dari sebuah universitas terkenal di New York menjalin hubungan dengan seorang Harry Styles bintang pop terkenal dunia yang namanya sangat dieluh-eluhkan ol...