Hari ini, Ethan datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya, bahkan terbilang sangat pagi. Jam masih menujukkan pukul 05:50, biasanya cowok itu baru bangun dari tempat tidurnya. Ia melangkahkan kakinya cepat menuju ke kelasnya, satu-satunya alasan ia datang lebih pagi karena ingin kembali tidur di sekolah.
Tasnya diletakkan di meja milik Arya, ia melipat kedua tangannya dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Tertidur pulas di sana, waktu berjalan terasa cepat, murid-murid kelasnya mulai berdatangan.
Ethan merasa baru lima menit dirinya tertidur, seseorang mengguncang tubuhnya pelan. Ia mengerang tidak ingin bangun dari posisinya, orang itu malah makin mengguncang tubuhnya kencang, membuat ia terpaksa membuka kedua kelopak matanya. Cowok itu mengerjapkan matanya berulang kali, menoleh ke sampingnya untuk mengetahui siapa yang berani membangunkannya.
Matanya menangkap sosok Rani di sebelahnya, ia memilih untuk menenggelamkan kepalanya lagi. Namun sebelum itu terjadi, dengan cepat tangan Rani menahan kepala Ethan.
"Apa, sih tai," kata Ethan, dilihatnya beberapa anak murid sudah ada di kelas ini.
Lah tumben pada rajin batin Ethan.
"Bangun Than, gue mau beres-beres jadi susah."
"Sejak kapan lo jadi pekerja di sekolah?"
Rani membulatkan matanya. "Ish. Sekarang tugas gue piket, lolot."
"Lah? Belom ada jam enam udah dateng? Lo kurang kerjaan apa gimana?"
"Liat sekarang jam berapa!" Rani menunjuk jam dinding di depan kelasnya, Ethan langsung menoleh ke arah yang Rani tunjuk. Ternyata jam sudah menunjukan pukul 06:40, yang berarti ia tertidur hampir satu jam.
"Lah? Perasaan gue tidur baru lima menit." Ia mengucek matanya, menatap jam itu lagi, memastikan tidak salah melihat.
"Udah sekarang bangun dulu."
"Hmm," Ethan berdiri dari kursinya, kemudian berjalan menuju kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari kelasnya.
Pantulan cermin besar di dalam kamar mandi menampilakan dirinya sendiri, rambutnya sedikit berantakan dan matanya yang belum sepenuhnya terbuka sempurna.
Ethan memutar keran di wastafel, sehingga air turun dari keran tersebut. Ia menampung air dengan kedua tangannya kemudian membasuh wajahnya berkali-kali. Laki-laki itumembasahi rambutnya dengan sedikit air, lalu membentuk jambul kecil. Setelah puas, ia keluar dari kamar mandi dan kembali menuju kelasnya.
Saat sampai di kelas, sudah ada Gavin dan Raka, Raka duduk di kursi milik Ethan sementara Gavin duduk di meja milik Arya dan Arya belum datang ke sekolah.
Ethan menghampiri kedua temannya, lalu duduk di kursi miliknya.
"Than, duduk di bangku Arya bisa, anjing. Nggak muat satu bangku berdua bego! Pantat lo duh, pikir!"
"Yaelah." Ethan berpindah di kursi sebelahnya. "Kalo nggak muat itu karena badan lo segede gaban!"
"Waahhh, ngajak perang ini lo namanya!" sahut Gavin.
"Au!"
"Samlekum!" Arya berdiri di depan pintu kelasnya, terlihat cowok itu tidak mengenakan tas sama sekali. Ia menyelipkan satu pulpen hitam merk stand*rd ke saku seragamnya, sementara buku tulisnya digulung dan dimasukkan ke dalam kantung celananya.
"Ngucap salam yang bener!" peringat Gavin setelah Arya berada di depan mereka.
"Iya, teman," jawab Arya nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.