Sekarang, Rani sedang berada tepat di belakang Ethan, Ethan mengendarai motornya sambil membonceng Rani menuju kafe terdekat, mereka baru saja pergi membeli pupuk, untuk tanaman mereka dan untuk tanaman-tanaman milik Desi.
Ethan memarkirkan motornya, Rani langsung turun dengan salah satu tangannya yang memegang pundak Ethan, setelah kaki Rani menginjak tanah, Ethan ikut turun dan mereka berdua berjalan memasuki kafe tersebut.
Rani dan Ethan memilih salah satu meja kosong yang berada di pojok ruangan, lalu duduk dengan posisi saling berhadapan.
"Eh, Than, bentar ya, gue mau ke toilet dulu," kata Rani.
"Ngga mesan dulu aja?" tanya Ethan, Rani hanya menggeleng kecil kemudian melangkahkan kakinya menjauhi meja yang mereka tempati.
Ethan hanya diam sambil menunggu Rani, ia akan memesan ketika Rani sudah kembali.
Tangannya merogoh saku seragamnya, dan mengambil ponsel yang sedari tadi bergetar karena telepon dari Arya. Ia mendengus, sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun, alhasil ia memencet tombol merah untuk menolak panggilan dari Arya.
Dan ponsel itu berbunyi lagi, tapi Ethan hanya diam memerhatikan ponselnya yang bergetar di meja.
Arya, lagi-lagi dia yang menelpon Ethan, entah mengapa Ethan sangat malas menanggapinya.
Ponselnya kembali bergetar, bukan, ini bukan panggilan, melainkan pesan, tentunya itu pesan dari Arya. Ethan mendengus lagi, dan membuka pesan tersebut.
Arya: angkat bangsat!
Ethan langsung mengernyit bingung, mengapa Arya langsung marah-marah padanya? Padahal biasanya jika Ethan tidak membalas pesan atau tidak mengangkat telepon dari Arya, Arya tidak akan sampai seperti ini.
Ponselnya kembali bergetar, itu panggilan masuk lagi dari Arya, karena pesan yang barusan dikirim oleh Arya, Ethan memutuskan kali ini menjawab teleponnya.
"Hallo, Ya? Kenapa?" tanya Ethan, memulai pembicaraan.
Arya langsung meneriaki Ethan dari seberang telepon.
"Kemana aja? Goblog!"
"Lo tinggal ngomong, ngga usah marah-marah, jangan bawel kayak cewek."
Hembusan napas kasar terdengar dari telepon yang kini berada di genggaman Ethan, Arya membuka suara untuk memberitahu mengapa sedari tadi dirinya menelepon Ethan, dan itu, sukses membuat Ethan terkejut.
Ethan langsung mematikan ponselnya dan mengambil kunci motor yang berada di atas meja yang ia tempati, lalu berlari keluar dari kafe tersebut. Ia mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, bahkan ia sudah melupakan Rani yang ditinggalkan olehnya.
Dan tak lama, Rani keluar dari toilet, ia menatap bingung tempat yang seharusnya ia tempati dengan Ethan, kini malah kosong tak berpenghuni, yang hanya ada tas kecil Rani dan sebuah kantong di bawah kolong meja, itu adalah pupuk yang mereka beli tadi.
"Ethan mana?" gumamnya pada diri sendiri, ia memutuskan untuk duduk dan mengambil tas kecilnya, mengeluarkan ponselnya dan memberikan beberapa pesan pada Ethan.
Aulia Maharani: ethan?
Aulia Maharani: lo ke mana? kok ga ada?
Aulia Maharani: kalo mau pergi sebentaran, bilang kek, jgn asal pergi aja, ish
Setelah mengirim pesan itu, Rani menopang dagu dengan tangan kanannya, jari-jari lentiknya mengetuk meja beberapa kali, menghasilkan bunyi karena kuku-kukunya yang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.