"Jadi, mau cerita apa?" Ethan membuka pembicaraan, Tania duduk dengan menyilangkan kedua kakinya di atas kasur, sementara Ethan tiduran di sebelah Tania.
"Gila Than, gue seneng banget." Tania mengigit bantal yang berada di tangannya, setelah itu beralih menggigit guling di sebelahnya, itu adalah caranya supaya ia tidak berteriak keras dan menganggu pendengaran siapa saja yang mendengarnya.
"Kenapa?" Ethan masih memerhatikan Tania, sesekali mengubah posisinya dari tiduran, duduk, tengkurap, jongkok, dan kembali tiduran lagi.
"AHHHHH taii!!" kini Tania sudah tidak bisa mengontrol dirinya dan alhasil ia beteriak, membuat ketukan beberapa kali di pintu kamarnya yang ia yakini adalah Thea, yang kamarnya bersebelahan dengan Tania.
"HEH SIAPA TUH YANG NGOMONG JOROK?! MAMA KASIH CABE YA MULUTNYA!" Teriak Thea, tapi Ethan dan Tania mengacuhkannya.
"Kenapa sih?" Ethan kembali bertanya, membuat Tania tersenyum dan melihat ke langit-langit kamarnya seperti sedang membayangkan sesuatu.
"GUE DITEMBAK ANJING!!" Teriak Tania lagi, spontan memeluk Ethan sangkin senangnya, Ethan tidak merespon ucapan Tania hanya membalas pelukannya sebentar.
"Ditembak anjing?" Kata Ethan, setelah sekitar satu menit mereka berpelukan, Tania langsung melepas pelukannya dan menatap Ethan kesal.
"Ditembak David, bego." Jawab Tania, dan sedetik kemudian ia kembali tersenyum, memorinya berputar saat David meminta Tania menjadi pacarnya tadi, saat mereka ada di kedai es krim, saat David menyanyikan sebuah lagu ciptaannya sendiri walaupun belum sepenuhnya jadi.
"Wah mantep. Dapet traktiran dong gue?" Ethan menaikkan alisnya berulang kali, Tania mengangguk cepat.
"Iya. Besok pagi kan Mama pergi ke luar kota buat kerja dan bisa sampe semingguan, jadi malamnya gue traktir deh! Terserah lo mau makan apa aja, bebas!"
"Pizza?"
"Boleh boleh."
"Akhirnya Tata pacaran juga ish." Kata Ethan, Tata adalah panggilan kecil dari Ethan untuk Tania, pasalnya Ethan sudah berhenti memanggil Tania dengan sebutan 'kakak' sejak umur Ethan 4 tahun, dan ia terbiasa memanggil Tania dengan sebutan Tata.
"Tatan nyusul ya," jawab Tania tertawa kecil, itu juga sebutan kecil dari Tania untuk Ethan, sayangnya Ethan membenci panggilan itu.
"Apasi." Ethan memutar kedua bola mata malas.
"Tapi, ih yaampun sumpah- gue yaampun gue, gue nggak nyangka." Tania berdiri lalu melompat-lompat di kasurnya, Ethan yang masih dalam posisi duduk, hanya memerhatikan Tania, badannya sesekali ikut terangkat karena Tania melompat.
"Eh gila, ambruk nanti bego." Peringat Ethan, dan Tania akhirnya berhenti melompat, ia kembali duduk dan berhadapan dengan Ethan.
"Ih gila! Gue ngga pernah se-seneng ini!!" ujar Tania.
Ethan mendengus, Tania selalu berkata seperti itu. Saat ia pertama kali berpacaran dengan seorang laki-laki waktu kelas 7, ia mengatakan hal yang sama, saat ia berpacaran kedua kalinya waktu kelas 9, ia juga mengatakan hal yang sama, saat kelas 11 pun ia mengatakan hal yang sama, dan sekarang saat ditembak David ia berkata seperti itu lagi.
"Lo ngomong itu udah 4 kali ke gue," balas Ethan "Lo ngga chat? Atau vc? Skype? Sama David? Masa pacaran ngga ngehubungin."
"Iya, dia lagi ngerjain tugas tadi." jawab Tania.
"Nah lo? Kenapa ngga ngerjain?" tanya Ethan lagi.
"Ish, gue mah udah selesai tau!" Tak lama hp Tania bergetar, ada panggilan masuk dari David, Tania langsung menggeser tombol hijau dengan cepat, lalu menempelkan ponsel ke telinga nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/94235872-288-k724672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.