Semua manusia di dunia ini pasti akan sedih kalau salah satu orang yang sangat mereka sayangi meninggalkan mereka, terlebih lagi kalau selamanya. Hal itu yang sekarang Ethan rasakan, kehilangan salah satu orang yang memiliki arti di hidupnya, yang sudah menghabiskan waktu banyak bersama dirinya, ini bukan hal yang mudah bagi Ethan.
Ethan menatap papan nisan yang bertuliskan nama Rena, serta hari lahir sampai meninggalnya Rena yang juga tertulis di sana.
Teman-teman Ethan dan Rani melakukan hal yang sama, mereka masih menatap tempat Rena dikebumikan.
Bahkan semua orang sudah pulang ke rumahnya masing-masing, termasuk kedua orang tua Rena, karena keadaan Ester --ibu Rena yang tidak memungkinkan untuk tetap berada di sana.
Ethan berjongkok dan kembali menaburkan bunga, lalu memegang papan nisan Rena lagi. "Re kenalin, ini Rani, lo belom sempet ketemu dia padahal," Ethan menatap Rani, namun Rani hanya diam.
Arya ikut berjongkok, posisi Ethan dan Arya saling berhadapan, "semoga tenang di sana ya, Re."
Rintik air mulai turun membasahi bumi, Rani berjalan mendekat memayungi tubuh Ethan, sementara Arya hanya menghela napas melihat itu.
"Udah gerimis," kata Raka.
Arya berdiri kembali, "yuk," ajaknya.
Ethan pun ikut berdiri, ia menoleh ke Rani yang memegangi payung untuk mencegah dirinya terkena gerimis, "lo sama Arya aja."
"Lho? Kok-"
"Udah sana, jangan ribet."
Rani sempat bingung, namun kemudian memilih untuk menuruti Ethan, ia berjalan mendekati Arya tanpa tau harus berbuat apa.
"Ehm, Ran, pulang gue anterin ya?" kata Arya, Rani menoleh pada Ethan seperti meminta persetujuan, karena tadi Rani berangkat bersama Ethan.
Ethan hanya mengangguk kecil, kemudian melirik kedua temannya, "yuk, cabut."
Raka, Gavin, dan Ethan berjalan menjauhi tempat pemakaman Rena, menyisakan Arya dan Rani yang sama-sama terdiam.
"Ya, ngga mau pulang?"
Arya tersenyum sekilas lalu mengangguk, ia mengambil alih payung yang ada di tangan Rani, kemudian memayungi dirinya dan Rani, "iya, yuk."
Arya dan Rani berjalan bersebelahan menuju mobil Arya, lalu masuk ke dalamnya.
Mereka berdua kini berada di dalam mobil, hawa dingin AC mobil serta dinginnya udara karena hujan turun seakan menusuk permukaan kulit Rani, Rani mengusap-usap telapak tangannya berkali-kali, supaya menimbulkan rasa hangat pada bagian tangannya.
Arya yang melihat itu dengan cepat langsung mematikan AC mobilnya, "dingin ya?"
Rani mengangguk, ia masih menggosokkan kedua telapak tangannya, Arya menarik Rani mendekat, lalu mendekap Rani, seakan menyalurkan rasa hangat.
Rani sempat terkejut, namun ia hanya diam, menikmatinya.
---
Ethan, Gavin, dan Raka berjalan menuju mobil Ethan, sesungguhnya mobil yang ia pinjam pada Tania.
Ketiganya berada di dalam mobil, namun Ethan tidak menjalankan mobilnya, masih tetap diam, memikirkan Rani dan Arya.
"Than, lo kenapa ngga sama Rani?" tanya Gavin.
"Ngga papa sih."
"Ada apa-apa ya? Tadi aja lo berangkat sama Rani," sambung Raka, Gavin menyetujui pernyataan Raka dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.