"Sini, Than."
Rani berjongkok di depan beberapa pot tanaman milik Desi, Ethan ikut berjongkok di sebelah Rani. Cewek itu mulai mengambil segenggam tanah dengan tangannya, lalu menuangkannya ke pot kecil yang tadi mereka beli, setelah itu ia mencampurkan tanah tadi dengan pupuk dan meletakkan biji tanaman yang tadi diberikan Bu Ida lalu menutupnya kembali dengan tanah, ia mengambil penyemprot tanaman dan menyiramnya lalu meletakkannya di antara tanaman-tanaman milik Desi yang lain.
"Udah kan, ya?" tanya Ethan, mereka masih di posisi yang sama.
"Iya." Rani berdiri terlebih dahulu, seperdetik kemudian Ethan pun ikut berdiri.
"Gitu doang?"
"Ya, lo mau pelototin itu tanaman ampe tumbuh?"
"Yaudah gue pulang,ya?"
Mendengar itu, Rani menggeleng tegas. "Pantang tau, kalo tamu dateng nggak makan dulu."
"Di rumah gue juga ada makanan kali," ucap Ethan lagi.
"Pr matematika buat besok, udah ngerjain belum? Belum kan?"
"Iya, belom."
"Yaudah bareng gue aja ngerjain sekarang." Rani berjalan ke keran air yang tak jauh dari tempat ia berdiri, dan mencuci tangannya yang kotor karena memegang tanah dan pupuk.
"Gue males." Ethan mengeluarkan ponselnya dan kembali mengecek line.
Arya: Than.
Arya: Lo udh selesai?
Ethan Ganendra: Blm.
Ethan Ganendra: Asal lo tau, masalah pot aja ribet.
Ethan Ganendra: Padahal itu pot cuma beda ukuran bukan beda bentuk, bukan beda motif.
Ethan Ganendra: Skrg lo dimaneee?
Arya: Di mobil.
Arya: Macet.
Ethan Ganendra: Kesini, Ya!
Arya: Dimane?
Ethan Ganendra: Rumah Rani.
Arya: Guekan gak tau.
Ethan Ganendra: Tanya Dea lah nego.
Ethan Ganendra: *negro.
Ethan Ganendra: *ayam.
Arya: HAHAHAHA AKWKAWWAKERAKWKAEKA WAKWAW BAPAK MANA BAPAK MANA.
Arya: *sent a picture*
Ethan tertawa melihat gambar yang dikirim oleh Arya, membuat cowok itu melebatkan senyum-senyum sendiri, menunjukkan deretan giginya ketika melihat ponsel digenggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Novela JuvenilEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.