"ARYA ARYA!!"
Arya mendengus, ia tau itu adalah suara ketiga temannya, siapa lagi kalau bukan Ethan, Raka, dan Gavin.
"Eh, temen-temen lo udah dateng, gue pulang aja kali ya?"
"Ngga usah, Ran," cegah Arya langsung, memang sedaritadi dirinya masih menemani Arya, itu atas kemauan Arya sendiri.
Ketiga temannya menggendor pintu kamar Arya berulang kali, membuat kepala Arya semakin sakit, "tinggal buka anjing, ngga dikunci," teriaknya.
Pintunya bukan dibuka, melainkan bisa disebut didobrak, Rani langsung terkejut mengetahui cara mereka semua bertamu ke rumah orang.
"Lah? Masih ada Rani, lo nginep di sini apa gimana?" tanya Gavin, Rani mendengus.
"Ya kali anjir."
"Lo beneran sakit, Ya? Boong kali."
"Seriusan tai," Arya melempar bantal dan tepat mengenai kepala Raka, lalu mereka tertawa.
Rani dan Ethan hanya diam, sejak kejadian di rooftop tadi siang, membuat keduanya tiba-tiba saling menjauh, seakan ada tembok besar yang membuat jarak antara mereka, bahkan Ethan tidak jadi mengantar Rani tadi siang, tidak sesuai janjinya yang bilang akan mengantarkan Rani ke rumah Arya.
"Ya, gue pulang ya? Udah malem, lagian juga udah ada temen-temen lo."
"Eh, udah malem Ran," kata Arya.
"Ngga papa, bisa sendiri kok," jawab Rani, "eh gue duluan ya," pamitnya.
"Jangan! Than, anter Rani, ya?" pinta Arya, Ethan menoleh ke Rani, Rani buang muka, segera menunduk menatap kakinya.
"Raka aja," jawab Ethan.
"Kenapa? Jangan, gue ngga percaya sama Raka," kata Arya.
"Tai," balas Raka.
"Yaudah, sama Gavin."
"Gue juga ngga percaya sama Gavin," kata Arya lagi.
"Arya, gue ngga papa sih, ya ampun," ujar Rani.
"Bahaya tau, Ran, cewe ngga baik pulang malem sendirian."
"Lagian juga ngga ada yang bisa anter-"
"Biar sama gue," potong Ethan langsung, Rani menoleh ke Ethan sekilas, dan kembali menoleh ke arah Arya.
"Sama Ethan aja, sana. Hati-hati ya," ucap Arya, Ethan dan Rani mengangguk.
"Bentar ye," kata Ethan pada ketiga temannya.
"Sip, ati-ati!"
Rani keluar kamar Arya, Ethan menyusul di belakang Rani.
Ethan mengambil motornya yang terparkir di halaman rumah Arya, lalu menyalakan mesin motornya, ia menunggu Rani untuk naik motornya, namun Rani tetap diam tanpa melakukan apa pun.
"Kenapa diem?"
"Than, gue bisa pulang sendiri."
"Naik, Ran," perintah Ethan, namun Rani tetap diam, "lupain aja yang tadi pagi."
"Lo bisa banget ya, seakan ngga ada apa-apa," Rani menghela napasnya. "Lo dateng, lo pergi, lo tadi pagi seakan ngebuang gue, sekarang lo malah peduli sama gue, maunya apa sih?"
"Gue nganter lo cuma karena disuruh Arya," jawab Ethan.
Rani tersenyum kecut, "ngga usah, Than, bisa pulang sendiri kok," Rani menghela napas.
Saat Rani ingin pergi, Ethan mencekal tangan Rani, "naik Ran, gue bilang naik."
Ethan mematikan mesin motornya, lalu mendekat ke arah Rani. "Jangan buat gue makin bingung lagi," Ethan menghela napas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
أدب المراهقينEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.