"Selamat ulang tahun!"
Satu kalimat yang langsung menyambut kehadiran Rani, Rani baru saja pulang dari tempat lesnya, sekarang pukul 07.00 malam, dan semua teman-temannya ada di dalam rumahnya, menyiapkan semuanya, tanpa sepengetahuan Rani.
Arya datang membawa kue dengan rasa favorit Rani, sementara teman-temannya dan teman-teman Arya mengekori dari belakang.
Rani tersenyum, bahkan dia sendiri lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya.
"Hari ini gue ulang tahun?"
Teman-temannya berdecak sebal, "ngga, Gavin ulang tahun," jawab Dea.
Rani tertawa kecil, kemudian maju selangkah mendekat pada Arya. "Make a wish, Ran."
Rani mengangguk, kemudian menutup matanya selama beberapa detik, mengucapkan beberapa hal yang ia inginkan di dalam hati.
Setelah itu, Rani meniup lilinnya, semuanya bertepuk tangan dengan meriah, beberapa teman sekelasnya pun datang, juga beberapa teman sekelas Irish dan Anaya.
"Makasih semuanya," kata Rani menunjukkan deretan gigi-giginya yang rapi, Rani menyapu isi rumah dengan pandangannya, ia tidak menemukan Ethan.
"Ethan mana, Ya?" tanya Rani pada Arya, Arya mengangkat bahunya.
"Katanya ada urusan, Ran," akhirnya Raka yang menjawab pertanyaan Rani.
Rani hanya menunduk, bahkan Ethan sama sekali tidak ingin bertemu dengannya, datang saja tidak, mungkin ia juga tidak ingat.
Rani melihat meja yang ada di ruangan itu, sudah penuh oleh beberapa kado yang diberikan oleh orang-orang yang datang.
"Selamat ulang tahun, anak Mama," Desi tiba-tiba datang dari arah dapur lalu memeluk Rani, Rani balas memeluk Desi.
"Iya, Ma. Abang mana?"
Setelah berucap seperti itu, Rani merasa seperti ada yang menarik tubuhnya ke belakang, otomatis Rani menoleh. Orang itu menarik Rani ke dalam pelukannya, Rani membalasnya.
"Happy birthday, udah gede ya lo."
"Iyalah!" Rani menepuk pelan dada bidang orang di hadapannya. "Ternyata lo inget ulang tahun gue?"
"Masa iya gue lupa, ulang tahun adik gue sendiri," David mencibir kemudian mengelus rambut Rani perlahan. "Gue doain deh, cepet dapet jodoh, biar kalo mau pergi, ngga minta temeninnya sama gue."
"Ya gue tau Vid, lo udah punya pacar jadi gitu, awas aja kalo putus larinya ke gue," Rani mendengus kesal. "Gue bilangin ke kak Tania, biar cepet-cepet mutusin lo."
"Mana mau dia," kata David. "Tania kan sayang sama gue," lanjutnya lagi, sekarang giliran Rani yang mencibir.
"Eh, tapi Tania punya adik lho, ganteng, lo ngga mau sama dia? Kayaknya sih seumuran sama lo."
Rani memutar kedua bola matanya, "ngga, gue sih udah punya calon," Rani menjulurkan lidahnya.
"Siapa?"
"Ada deh! Namanya masih dirahasiakan," kata Rani, David mencubit hidung Rani gemas.
"Yaudah, sana ke temen-temen lo," ujar David, Rani mengangguk lalu meninggalkan David.
Rani kembali bergabung dengan teman-temannya, canda tawa memenuhi rumah ini, namun Rani tetap saja merasa kalau ini kurang lengkap tanpa Ethan.
Setelah beberapa jam, perlahan teman-temannya meninggalkan rumah Rani, yang sekarang tersisa hanya Gavin, Raka dan Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Novela JuvenilEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.