Jika kamu memang rumahku, mengapa malah dia yang berpulang?
Rani menatap sendu orang di sampingnya dan orang yang ada di hadapannya. Jika bisa, ingin rasanya Rani berpura-pura tidak mendengar ucapan Ethan barusan, yang mengatakan bahwa dirinya dan Ara sudah berpacaran.
Jadi, apa arti ciuman yang Ethan berikan semalam?
Mengapa semua terasa begitu cepat? Apakah ini semua salah Rani karena berpacaran dengan Arya?
"Ethan, gue mau ngomong," tembak Rani langsung, Rani mengepalkan tangan kanannya kuat-kuat, sementara tangan kirinya digunakan untuk meremas rok sekolahnya, menahan segala perasaan campur aduk yang tidak bisa dijelaskan.
"Apa? Di sini aja," Ethan tidak menoleh pada Rani sama sekali, bahkan fokus Ethan hanya pada es krim yang sedang ia makan.
Arya dan Ara memerhatikan Ethan dan Rani dengan seksama, mereka tidak terlihat seperti biasanya, seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh keduanya, Ara dan Arya menyadari itu.
"Than, please," raut wajah Rani berubah total. "Gue mau ngomong. Arya, Ara, bentar ya."
"Gue ngga mau, di sini aja, lagi pula apa yang harus gue sembunyiin dari Ara?" Ethan menoleh pada Rani, menatap Rani dengan tatapan datar, sangat berbeda dengan tatapan yang diberikan Ethan tadi malam.
Rasanya Rani ingin menangis sejadi-jadinya, melihat perubahan Ethan yang berbeda jauh sekali.
"Tapi, Than-"
"Than, cuma mau ngomong doang kok, ngga susah, udah sana," omongan Rani dengan cepat dipotong oleh Arya, Rani tersenyum tipis ke arah Arya.
Ethan berdiri dari tempatnya tanpa mengucapkan apa pun, sementara Rani juga ikut berdiri dan mensejajarkan langkahnya dengan Ethan. Menyisakan Ara dan Arya berdua, di meja yang mereka tempati.
"Ngga mesen?" tanya Ara.
"Ntar aja, tunggu Rani."
Dan percakapan mereka menjadi amat panjang, sementara beberapa meter dari sana, dua orang yang baru saja keluar dari kedai es krim tersebut, terdiam, sampai Rani memulai semuanya.
"Ethan, lo marah sama gue? Gue minta maaf," Rani mengigit bibir bawahnya, sangat kencang, bahkan ia merasakan bibir bawahnya berdarah.
"Ngga."
"Maafin gue," Rani menaikkan sedikit kepalanya, mencegah cairan bening lolos dari kelopak matanya.
"Buat apa?"
"Than, gue minta-"
"Sekarang maaf doang apa gunanya?" Ethan mendengus. "Gue bahkan ngga perlu pusing-pusing mikirin kado buat lo semalem."
"Kok gitu sih?" Rani semakin mengeratkan kepalannya, pertahanannya hampir runtuh.
"Ran, dengerin gue," Ethan menarik napas, lalu menghembuskannya kasar. "Gue cuma ngga ngerti, Ran, asli. Kita ngejalanin semua bareng, tapi lo jadiannya sama Arya. Jadi semua, apa artinya?"
"Than, setelah lo nyium gue semalem, bahkan dengan gampangnya lo jadian sama Ara," suara Rani mengecil. "Gue lebih ngga ngerti, Than, jadi semalem, apa artinya?"
"Lo mau tau, apa artinya?" tanya Ethan, Rani mengangguk cepat.
"ETHAN!" teriak seseorang dari seberang sana, Ethan dan Rani seketika menoleh, terlihat perempuan bertubuh kecil dengan rambut sebahu, membuat perempuan itu terlihat manis.
Rani jadi mengucapkan banyak sumpah serapah di dalam hati karena perempuan ini seenaknya saja memotong percakapannya dengan Ethan, siapapun perempuan ini, Rani sudah menjadikannya sebagai daftar orang yang tidak ingin ditemuinya lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/94235872-288-k724672.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Novela JuvenilEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.