Sudah seminggu sejak kejadian Ethan mengantar Rani pulang, sejak itu pula ada jarak di antara mereka, seperti ada tembok besar yang membatasi mereka berdua, mereka benar-benar menepati janji, saling menjauh.
Kini Ethan duduk dengan kedua temannya, Gavin dan Raka. Tentu saja di kelas Ethan, karena memang itu tempat mereka berkumpul.
"Arya mana? Belom dateng tuh anak?" Gavin bersandar ke belakang kursi yang didudukinya.
"Begadang die, nonton bola."
"Panjang umur, baru juga diomongin," Raka menunjuk Arya dan Rani yang baru datang, dengan dagunya, membuat Gavin dan Ethan menoleh juga ke arah pintu masuk kelas.
Ethan mendengus, ini sudah ketiga kalinya Rani dan Arya berangkat ke sekolah bersama, ya mau bagaimana pun, Ethan tidak bisa berbuat apa-apa.
Rani berjalan ke arah kursinya, sementara Arya berjalan mendekati ketiga teman-temannya, melempar tasnya dengan asal, lalu duduk di atas meja Ethan.
"Berangkat bareng lagi? Gercep banget lo, Ya." Gavin menggelengkan kepalanya berulang kali, "deket doang, jadian kagak, buat apa?"
"Bacot lo tai," kata Raka, dirinya juga merasa tersindir Gavin mengatakan itu, memang sekarang Raka dan Irish sangat dekat, seperti halnya Arya dengan Rani.
"Lah? Kenapa lo yang sewot?"
"Tau ah," Raka mendengus.
"Pelajaran pertama siapa?" tanya Ethan pada Arya.
Arya berpikir sejenak, "gue aja bawa buku asal-asalan, mana gue tau."
"Oh iya, Bu Ezka," gumam Ethan, "gue mau ke UKS aja ah, bilang Bu Ezka gue sakit."
"Omongan adalah doa!" peringat Gavin.
Ethan mendencak sebaln, "yaudah, bilang ke Bu Ezka gue tidur di UKS."
"Serah lo dah."
Ethan melangkahkan kakinya keluar kelas, lalu menuruni tangga menuju UKS, dirinya berbaring di kasur UKS.
Tepat saat Ethan membaringkan dirinya, tak lama bel berbunyi. Ethan menarik selimut lalu menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut, memejamkan matanya, dan mulai tertidur.
Tidurnya terganggu saat ada orang dari belakang yang mengguncang tubuhnya, Ethan mengerang, dirinya sangat mengantuk.
"Apa sih, pergi sana."
"Than."
Ethan diam, saat suara itu kembali terdengar, suara yang selama ini Ethan berusaha untuk lupakan.
Ethan membalikkan tubuhnya, sekarang posisinya menghadap Rani, Ethan menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya dan mengubah posisi dirinya menjadi duduk.
"Apa?"
"Nih," Rani menyodorkan teh manis hangat pada Ethan, "kata Arya lo ngga enak badan, Bu Ezka suruh gue ke UKS, nge-check keadaan lo," jelas Rani tanpa diminta.
"Bu Ezka perhatian juga ternyata."
"Diminum ya," Rani meletakkan gelas yang ia bawa ke atas nakas yang ada di UKS, "biar mendingan."
Ethan tersenyum tipis, bahkan Rani tidak menyadarinya. Ethan tau, Rani masih memperdulikan dirinya, padahal Ethan sama sekali tidak sakit.
"Gue balik ke kelas," pamit Rani.
Belum sempat Ethan menjawab, Rani sudah melangkah terlebih dahulu meninggalkan Ethan, suasananya sangat berbeda, dan entah mengapa, Ethan benar-benar tidak menyukai keadaan ini. Padahal, Ethan yang meminta ini semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.