"Ya, ayuk."
Suara Rani, yang mengajak Arya pulang, kini Rani berdiri antara kursi Ethan dan Arya.
Ethan menoleh pada Rani, tatapan Rani datar, tidak menunjukkan ekspresi sama sekali.
"Iya, bentar," Arya mengemas semua peralatan yang ada di atas mejanya.
"Than, duluan," Arya berdiri lalu menepuk pelan punggung Ethan, Ethan mengangguk, tatapannya masih tertuju pada Rani, walaupun Rani sama sekali tidak menatapnya.
Setelah Arya dan Rani tidak terlihat, Ethan masih duduk di kursinya, tanpa melakukan apa pun.
Satu per-satu murid di kelasnya keluar, namun Ethan masih diam di kelas, sambil memainkan ponselnya.
"Lo ngga pulang?"
Ethan mendongak, itu Ara.
"Lo sendiri?" tanya Ethan balik, ia memasukkan ponsel ke dalam saku seragamnya.
"Ngga tau juga sih," Ara mengangkat kedua bahunya.
"Oh, yaudah gue duluan ya," pamit Ethan, Ara mengangguk.
Ara membuka ponselnya lalu mengetikkan sesuatu, Ethan menyerngit pada Ara yang masih tetap diam di tempatnya.
"Lo ngga pulang, kok di sini? Udah ngga ada orang lagi di kelas."
"Nunggu jemputan, mobil gue di bengkel," kata Ara memberitahu.
Ethan mengangguk mengerti, "mau nebeng aja? Tapi gue pake motor."
Ara melebarkan kedua matanya, "be-beneran? Mau anterin gue?" tanya nya, ragu.
"Iya, mau ngga?"
"Oke, yuk!" Ethan berjalan bersebelahan dengan Ara, Ara hanya mengikuti Ethan.
"Than!" panggil seseorang di belakangnya, membuat Ara dan Ethan menoleh bersamaan.
"Mau ke mana lo?" tanya Gavin, lalu menatap Ara. "Lah? Ada Neng Ara rupanya."
Ara memutar kedua matanya, masih kesal perlakuan Gavin yang lancang sewaktu mereka sekelas, sampai kapan pun Ara akan mengingatnya. "Apa?"
"Judes amat sama gue," Gavin menunjukkan deretan gigi-giginya, "masih inget waktu-"
"Tai," potong Ara cepat, dirinya tentu akan malu jika Gavin membahas itu semua di depan Ethan.
"Mau ke mana?" kini tatapan Gavin beralih ke Ethan.
"Nganterin Ara pulang."
Gavin mendengus kesal, "Raka nganter Irish, Arya nganter Rani, dan lo nganter Ara pulang."
Ethan diam.
Ara diam.
"Raka selalu ngabisin waktu liburan sama Irish, Arya juga ngabisin waktu sama Rani," kata Gavin lagi, "sekarang lo?"
"Ah emang tai semua, kalo udah kenal cewe pada begini." Gavin memutar badannya, melangkah pergi menjauhi Ara dan Ethan.
"Vin!" teriak Ethan, namun tidak digubris oleh Gavin.
Kini Ethan menatap Ara, mana mungkin Ethan membatalkan niatnya untuk mengantar Ara.
"Lo balik sama Gavin aja, biasanya juga gitu, lagian kan lo ngga pernah lagi nongkrong di warung kan?"
Ethan mengangguk.
"Gue ngerti yang Gavin rasain," kata Ara lagi, "pasti Gavin ngerasa lo semua malah ninggalin dia."
"Susul Gavin sana," kata Ara lagi.
"Tapi-"
"Gue ngga papa," potong Ara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Ficção AdolescenteEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.