"Abis dari mana?" Tanya Tania, ia menjatuhkan diri di sebelah Ethan, Thea sudah pergi sejak pagi karena pekerjaan yang mengharuskannya pergi sekitar satu minggu ke luar kota.
"Semalam kenapa nggakpulang?" pertanyaan yang berbeda terlontar dari mulut Tania, membuat Ethan mendengus. "Jawab Than," kata Tania lagi, Ethan mengalihkan pandangannya dari ikan cupang peliharaannya ke arah Tania."Apartemen Arya."
Tania mengangguk, sebenarnya tanpa perlu bertanya ia sudah tau kemana Ethan dan mengapa ia semalam tidak pulang, ia sudah tau betul bagaimana adiknya yang satu ini, jujur saja Tania sangat ingin perubahan dari diri Ethan, entah bagaimana cara agar bisa merubahnya.
"Lo nggak jalan sama David?"
"Enggak, dia ada jadwal kuliah."
Ethan kembali menatap sekeliling kamarnya, Tania menatap kosong benda-benda di kamar Ethan. Mereka berdua terdiam.
"Than, Rena gimana?"
Pertanyaan Tania membuat Ethan tersadar dari lamunannya, ia menghembuskan nafas kasar dan terdiam sebentar sebelum akhirnya berbicara.
"Masih belom membaik, dia juga bilang kayaknya kemoterapi yang dia jalanin semuanya sia-sia."
"Kenapa dia ngomong gitu?"
"Ya, dia bilang sih tubuhnya malah semakin lemah, terus rambutnya juga makin tipis, gue cuma pengen dia baik-baik aja, dia sehat, bisa sekolah lagi bareng sama gue kaya dulu. Gue cuma takut dia kenapa-napa, takutnya dia nyerah sama keadaan-"
"Apaan sih Than, ngomongnya jangan gitulah."
Ethan diam.
"Mau jenguk dia bareng gue?" tanya Tania pada akhirnya, Ethan menggeleng pelan.
"Sebelum gue ke rumah, dari apartemen Arya gue pergi ke sana."
"Kenapa nggak ngajak gue?"
"Gue ngga tau lo mau juga ke sana." Ethan ia mengambil kunci motornya yang berada di atas nakasnya.
"Mau ke mana lagi? Baru juga pulang." Tania berujar agak kesal, ia masih dengan posisi yang sama, tertidur di kasur milik Ethan.
"Beli es krim, ikut nggak?" ajak Ethan, Tania mengangguk cepat.
Keduanya keluar dari kamar Ethan, lalu menuju garasi untuk mengambil motor milik Ethan yang sudah terparkir di sana.
Ethan menyalakan mesin motornya lalu melaju ke kedai es krim yang sering Tania dan David kunjungi, sebenarnya yang sering Tania dan Ethan kunjungi juga ketika mereka sedang bosan.
Ethan memarkirkan motornya di depan kedai tersebut, Tania turun terlebih dahulu disusul Ethan. Mereka berdua jalan bersama ke dalam sana, pintu masuk yang terbuka membuat lonceng di atas pintu itu berbunyi, Ethan dan Tania melangkah maju dan duduk di tempat yang sering mereka tempati, di samping kaca besar tebus pandang.
"Ethan, Tania, mau mesan apa?" tanya Caca, umur Caca tidak berbeda jauh dengan Tania, Caca dua tahun diatas Tania, dan mereka bertiga sudah cukup dekat karena Ethan dan Tania lumayan sering berkunjung ke kedai ini.
"Kayak biasa aja, Ca," jawab Ethan, Caca mengangguk dan tersenyum sekilas pada Ethan, Ethan dan Tania menatap ke samping mereka, puluhan orang berlalu-lalang, diantara nya menggunakan mobil dan sepeda motor.
Bunyi lonceng kembali terdengar saat pintu masuk itu terbuka, terlihat Rani dan Dea masuk ke dalam kedai ini juga. Ethan pura-pura tidak melihat Rani, sementara Rani belum menyadari kehadiran Ethan.
Rani dan Dea duduk lumayan jauh dari tempat duduk yang diduduki Tania dan Ethan, sehingga Rani tidak bisa melihat Ethan dengan jelas karena keadaan kedai yang saat itu lumayan ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.