Rani menuruni tangga tadi dengan perlahan, takut-takut nanti dirinya malah akan terjatuh ke bawah. Setelah kaki Rani sudah sampai di bawah, Ethan menyusul dan ikut turun.
Ethan membuka pintu itu dengan kunci yang berada di tangannya.
"Gue duluan apa lo?" tanya Ethan.
"Lo lah Than, gue masuk ntar tiba-tiba ada orang gimana?" kata Rani, dan Ethan mengangguk setuju, akhirnya ia membungkukkan badannya dan masuk ke dalam toilet tersebut. Ia menatap sekeliling toilet dan memeriksa setiap bilik toilet, memastikan bahwa memang tidak ada satu pun orang yang akan melihat mereka berdua.
"Ngga ada siapa-siapa Ran, udah cepet sini."
Setelah Rani masuk, Ethan mengunci kembali pintu itu, dan bersiap-siap keluar.
Ceklek
Terdengar suara kenop pintu yang dibuka, Rani langsung panik, sementara Ethan membekap mulut Rani lagi dan menarik Rani ke dalam salah satu bilik toilet. Dengan cepat ia menutup dan mengunci pintu sebelum orang lain melihat mereka.
Rani meronta agar tangan Ethan yang membekap mulutnya segera dilepas, Ethan meletakkan satu jarinya di depan bibirnya, menandakn Rani harus tenang. Setelah Rani diam, Ethan baru melepaskan tangannya dari bibir Rani.
Terdengar bunyi yang keluar dari keran air, menandakan orang itu sedang berada di depan wastafel, dan tak lama, suara pintu kembali terdengar, orang itu telah pergi.
Ethan mengintip untuk memastikan, setelah itu ia menyuruh Rani lagi untuk keluar dari bilik toilet tadi.
"Anjir, gila sumpah, bisa ngga sih lo jangan bekap mulut orang."
"Tunggu sini ya, gue ngeliat keluar dulu." Ethan tidak mengindahkan pernyataan dari Rani. Ia keluar untuk mengecek keadaan.
Dilihatnya dua orang laki-laki mendekat ke arahnya, yang tak lain adalah adik kelas Ethan. Sebelum kedua orang itu masuk, Ethan langsung mencegah mereka berdua "kenapa kak?" tanya salah satu dari mereka.
"Kamar mandi nya rusak."
"Tadi pagi masih baik-baik aja," jawab yang satunya lagi, Ethan menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Yaudah, itu kan tadi pagi. Lo ngga liat sekarang udah siang? Dalam waktu satu detik aja bisa membawa perubahan, gimana dari pagi ke siang?"
Kedua adik kelasnya makin menatap Ethan dengan tatapan bingung "kak, ta-"
"Lo budeg, ya? Ini lagi rusak, lagian lo bisa make toilet bawah, lantai kelas sebelas."
"Emang beneran rusak-"
"Beneran, banyak bacot lo berdua. Sana!" Dengan terpaksa, kedua orang itu melangkahkan kakinya menuruni tangga, Ethan dengan cepat langsung membuka pintu toilet dan menarik Rani dari dalam sana.
"Anjir, ini baru pertama kali gue ngebolos," ucap Rani, mereka berdua berjalan berdampingan menuruni tangga.
"Terus?"
"Ya gue ngerasa hebat aja udah berani ngebolos," kata Rani, Ethan memutar kedua bola matanya.
"Alay."
"Rani, Ethan, kok kalian di luar?"
suara dari belakang mereka membuat mereka menghentikan percakapannya sejenak, Rani menoleh ragu-ragu sementara Ethan diam tidak bergerak sama sekali, dan pada dasarnya ia juga tidak peduli sama sekali."Ehm- ini Bu, aduhh apa-"
"Apa sih? Ngomong yang jelas dong." Bu Ida dengan cepat langsung memotong perkataan Rani, Ethan mendengus lalu memutar balikan tubuhnya supaya berhadapan dengan Bu Ida.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Roman pour AdolescentsEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.