Ethan berjalan menuju kelasnya dengan malas, sebenarnya dirinya masih ingin di UKS bersama dengan Rani. Setelah memasuki kelas, dilihatnya Arya duduk sendirian dengan pulpen di tangannya, menulis apa yang dijelaskan oleh Pak Deden.
Wah tumben rajin nih anak.
"Permisi, Pak."
"Dari mana kamu?"
"UKS, Pak," jawab Ethan, "saya boleh duduk kan ya?"
"Ngga, berdiri aja," jawab Pak Deden, acuh tak acuh, Ethan mendengus namun berjalan menuju kursinya, lalu duduk di samping Arya.
"Ya, Rani tadi pingsan," Ethan memutuskan untuk memberitahu Arya, karena bagaimana pun juga, Arya harus tau.
"Serius? Sekarang gimana?"
"Di UKS, udah sadar, tadi gue suruh istirahat lagi, lo ke sana aja."
Arya mengangguk, lalu meminta izin Pak Deden dengan alasan ia ingin pergi ke toilet.
"Ara," panggil Ethan.
Ara mendengus, ia masih kesal pada Ethan karena Ethan tidak mengganti penghapusnya yang dipotong-potong.
"Ape?" Ara berbalik menghadap Ethan.
"Gue duduk bareng lo, ya?" pinta Ethan, tanpa pikir panjang Ara langsung menggelengkan kepalanya, menolak permintaan Ethan.
"Lho? Kenapa emang?" Ethan berjalan ke depan dan duduk di kursi sebelah Ara, Dina--- teman sebangku Ara, tidak masuk sekolah.
Dina barusan mengirim pesan singkat pada Ara, mengatakan bahwa dirinya menonton film korea sampai jam tiga pagi, karena ia harus menyelesaikan semua episodenya, membuat Dina bangun jadi terlalu siang.
"Ehm, sebentar ya anak-anak, Bapak ada urusan dengan Kepala Sekolah," kata Pak Deden, seisi kelas mengangguk mengerti.
"Bapak tinggal sebentar, jangan berisik." Pak Deden melangkah keluar kelas, dan suasana kelas menjadi sangat ramai.
"Gue bilang ngga boleh duduk di sini, ih!" Ara mendorong Ethan, namun tentu saja, tenaga Ara bukan tandingan Ethan.
"Gue ngga mau duduk sendiri, males," jawab Ethan.
"Alay najong," Ara memutar kedua bola matanya, "Arya cuma pipis doang, Than."
"Ngga, dia mau liat Rani ke UKS, belom lagi pasti ngajak makan, belom pacarannya, belom ini, belom itu, pasti lama."
Ara mengerutkan dahinya mendengar penjelasan Ethan, "bukannya lo yang pacaran sama Rani?"
"Ngga."
"Yaudah sana ah, gue ngga mau duduk sama lo," Ara mendengus kesal. "Tuh, kursi Dea juga kosong, tempatin aja. Jadi nanti lo duduk sama Dea, pas Arya sama Rani dateng, mereka duduk berdua deh."
"Tai."
"Sana ah anjir, gue gerah deket-deket lo."
"Lo kenapa sih? Kok kayaknya kesel banget sama gue?" Ethan menaikkan satu alisnya, "masalah penghapus? Ya allah, gue ganti Ra, gue ganti!" seru Ethan kencang, sambil mendobrak meja dengan kedua telapak tangannya.
"Berisik, njing." Ara dengan cepat langsung menoyor kepala Ethan, Ethan hanya cengengesan.
"Gue duduk sini deh, sampe pulang."
"Eh enak aja!" Ara langsung mencegah Ethan, Ara benar-benar tidak ingin duduk berdua dengan Ethan.
Ethan tertawa melihat ekspresi Ara, saat kelas sepuluh, Ethan sangat senang mengganggu Ara, karena Ara suka padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Bad Boy
Teen FictionEthan Ganendra dan Aulia Maharani, dua orang yang memiliki kepribadian berbeda, namun tanpa sengaja bertemu di tempat yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka, pertemuan singkat nya membuat Rani lebih ingin mengenal Ethan.