{18} skors

2.1K 161 59
                                    

Ethan dan Arya kembali masuk ke dalam kelas mereka, tujuan mereka ke kelas adalah untuk mengambil tas sekolahnya, mereka mendapat hukuman, skors selama tiga hari.

"Eh eh eh, kalian ya, masuk main nyelonong aja, kalian kira ngga ada orang di sini?" Bu Ezka menggeleng pelan.

"Maaf Bu, kita ngga ngeliat."

Bu Ezka memutar kedua matanya "mau apa kalian?"

"Kita kena skors, Bu."

Bu Ezka mengangguk "yaudah,"

Ethan dan Arya berjalan ke meja mereka, lalu membereskan peralatan mereka yang berserakan di meja, memasukkannya kembali ke dalam tas mereka.

Rani menatap keduanya, ia benar-benar penasaran apa yang membuat keduanya sampai bertengkar seperti tadi, menurutnya Ethan dan Arya adalah sahabat dekat, pasti hal besar yang membuat mereka bisa sampai seperti itu.

Ethan dan Arya mengambil tas mereka kemudian berjalan ke depan kelas "pamit ya, Bu."

Bu Ezka mengangguk "saya senang ngga ketemu kalian di pelajaran berikutnya."

Ethan dan Arya mendengus, namun akhirnya melangkahkan kaki keluar kelas.

"Ya,"

Arya menoleh, menatap Ethan tanpa berucap sepatah katapun, hanya menunggu Ethan mengucapkan kalimat selanjutnya.

"Lo beneran, soal yang tadi?"

"Ya." Arya mengangguk pelan "kenapa? Lo juga suka?" suara Arya lebih pelan, namun Ethan tentu mendengarnya dengan jelas.

"Ehm-ngga," jawab Ethan, namun sedikit ragu "Gue seneng lo sama Rani." Ethan tersenyum singkat.

"Thanks," Arya merangkul Ethan, Ethan hanya mengangguk.

"Jadi, kita mau ke mana? Warcan?" tanya Arya, Ethan berpikir sejenak namun kemudian mengangguk.

"Iya, gue kangen Ican," jawab Ethan, mereka berdua tertawa.

"Ican belom pulang pasti," Arya berpikir sejenak "Makan dulu, yuk."

"Oke."

---

Rani terdiam di kelas, penjelasan dari Bu Ezka sama sekali tidak ada yang dia mengerti, dirinya memikirkan Ethan dan Arya, kedua orang itu tidak bisa hilang dari pikiran Rani sedari tadi.

"Ran," Dea menyikut Rani pelan, ia menatap Rani yang hanya diam, biasanya ia akan mencatat penjelasan dari guru, lalu mempelajarinya di rumah, tidak heran Rani selalu menjadi juara kelas.

"Hmmm," Rani hanya menggumam, tanpa menoleh sedikitpun ke arah Dea, ia masih menatap kosong papan tulis yang berisikan ratusan kata yang ditulis oleh Bu Ezka.

"Lo kenapa?"

"Gue juga ngga ngerti, gue kepikiran Arya sama Ethan," Rani menoleh pada Dea "mereka kenapa, ya?"

Belum sempat Dea menjawab, ponsel Rani bergetar, itu pesan dari Ethan, Rani membukanya

Ethan Ganendra: gpp

"Eh, Ethan nge-chat apaan tuh?" Dea melirik ponsel Rani.

"Tadi, gue kan nanya dia kenapa sama Arya, dia bilang ngga papa."

"Kayak cewe juga si Ethan, sok-sok'an ngga papa segala," Dea mencibir.

"Bales apa dong nih?" Rani menatap ponselnya.

"Eh De, Ethan kok jadi bales singkat lagi, ya?" tanya Rani, Dea mengangkat alisnya, tidak mengerti ucapan Rani "nih ya, beberapa hari ini Ethan ngga pernah bales singkat, kenapa jadi singkat lagi kaya gini?"

Beauty And The Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang