Chapter 31 : Grow Old with You

488 34 2
                                    

Chapter 31
Grow Old with You
***

(Sumber gambar : google - Illustrator Puung, book 'Love is')

"Lo beneran kaga mau pergi?" tanya Aden yang duduk diam di sofa dengan selimut biru yang baru kuberikan kepadanya.

Aku menggeleng pelan dan duduk di sampingnya, merangkul bahunya, "Engga. Mending di sini bareng lo." jawabku nyengir padanya.

"Kalo lo pengen, pergi aja, Al. Gua kaga masalah." ujarnya sayu.

"Engga, Den. Gua mau di sini aja. Kenapa sih lo kek pengen gua pergi? Ngusir gua?" rentetku.

"Engga gitu, Al. Gua ngerasa kaga enak aja."

"Kaga enak? Sejak kapan sih Aden ngerasa kaga enakan gini?" candaku.

"Sialan lo." umpatnya dan aku hanya tertawa melihatnya tersungut-sungut.

"Oh ya? Lo udah minum obat?" tanyaku dan dia hanya menggeleng beberapa kali. Aku bangkit dari dudukku. "Bentar. Gua ambilin obat lo." ucapku dan meninggalkannya menuju dapur.

Susi Susanti :
Lo beneran cuman mau nemenin Aden? Kaga mau ke sini? Gabung ama kita-kita? Ini cuman sekali loh, Al.

Aku menghela napas membacanya? Pergi ke promnight perpisahan anak kelas tiga? Aku sih gak pengen ke sana, jujur. Aku malah takut ninggalin Aden di sini. Dia milih nyepi di villa dan aku gak bisa ninggalin dia sendirian buat bersenang-senang dengan yang lainnya. Aku ngerasa jahat aja kalo pergi ke sana tanpa Aden.

Aku memindahkan botol-botol kecil obat milik Aden yang harus dia minum secara rutin dan tak lupa segelas air putih di atas nampan dan membawanya ke depan.

"Nih!" aku memberikan pil-pil obatnya ke telapak tangannya yang sudah terulur padaku. "Kalo pengen tidur, tidur aja." ujarku dan mengangsurkan gelas air putih padanya.

"Ya." jawabnya singkat dan menelan pil-pilnya.

"Bentar ya, gua mau charger hape dulu. Sekarat dia." pamitku dan menuju dapur di mana hapeku aku telantarin gitu aja. Aku kembali mengecek notifikasi hapeku sebelum mencolokkannya.

Susi Susanti :
Lo kok kaga bales pesan gua? Lo marah ama gua? Sori, Al. Kaga maksud.

Aku menghela napas lelah, aku sih gak marah dengan apa yang dia ucapkan, hanya saja aku malas membalasnya. Tersinggung? Engga, cuman males aja balesnya.

Kuletakkan hapeku di atas nakas dan mengganti pakaianku dengan mini dress. Kenapa jadi pengen make mini dress ya?

"Den —" panggilku saat keluar dari kamar untuk menemuinya yang mungkin saja masih di ruang tengah. "Den?"

"Mau dance bareng gua?" ajaknya yang berdiri di tengah ruang tengah yang emang udah luas banget. Aku diam saja dan cuman liatin tangannya yang masih terulur ke depan. "Al —"

"Den —"

"Promnight kita, Al." ucapnya dan aku melangkah lebih dekat padanya. "Kita aja. Spesial pake." lanjutnya dan aku hanya terkekeh mendengarnya.

Please Stay [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang