Chapter 39
Obrolan tengah malam
***Entah berapa malam yang aku habiskan dengannya hanya untuk sekedar mengobrol tak keruan. Membicarakan hal-hal sepele dan tertawa bersama pada lelucon yang tak berkualitas.
Aku tidak peduli. Selama ada Aden, semua hal itu tidak akan berarti.
Seperti sekarang ini, kami hanya berbaring malas-malasan di sofa ruang tengah dengan film romantis yang entah apa itu jalan ceritanya karena kami berdua sibuk bermain sendiri.
"Bulan depan udah pengumuman lulus." kataku yang menyandarkan kepalaku pada pundaknya. Tanganku memeluk erat lengan kanannya. "Kita berdua bisa masuk kuliah bareng."
"He'em," sahutnya, sebelah tangannya yang lain meraup kepalaku, mengusapnya dengan lembut hingga membuatku terbuai.
"Al,"
"Hemm,"
"Lo kuat kan?" aku menjauh darinya, menatapnya yang masih diam tak bergerak. Beberapa menit kemudian, dia membalas tatapanku sembari tersenyum. "Almira gua," ucapnya yang meremas tanganku.
"Lo kenapa? Omongan lo aneh deh."
"Enggak ada yang aneh dari omongan gua. Hanya pertanyaan biasa." elaknya, dia berkelit. Aku kembali merebahkan kepalaku pada pundaknya.
"Gua kuat karena lo, jadi gua mohon lo enggak pergi jauh dari gua, Den." ucapku. "Gua sayang lo."
"Gua lebih sayang lo." ucapnya.
***
Tidak akan pernah ada habis untuk malam-malam kami melakukan hal-hal absurd. Seperti saat ini, Aden membacakan buku cerita The Red Star kesukaannya untukku. Berbaring bersama sambil mendengarkan dia membacakan dongeng, itu tidak akan pernah membuatku bosan. Aku semakin menelusupkan wajahku pada ceruk lehernya, menghidu sebanyak paru-paruku bisa.
"Ngantuk?"
Aku menggeleng pelan, "terusin aja."
"Kalo lo ngantuk, percuma dong." kekehnya.
"Ini masih pagi, masa gua ngantuk dan lo juga kenapa dongengin gua pagi-pagi sih?" gerutuku yang membuatnya tertawa kembali.
"Seneng aja."
Aku bangkit, merapikan rambutku yang awut-awutan, "gua mau ke belakang, katanya Mbok bikin risotto, mau bikinin makanan kesukaan lo." ucapku yang sudah berjalan meninggalkannya.
Aku bersandar malas pada counter dapur, "serius banget Mbok liatin hapenya." celetukkan membuatnya tertawa malu.
"Habisnya, saya ini ndak bisa masakan ini, jadinya nyontek di resepan onlen." sahut Mbok yang mengaduk-ngaduk risotto buatannya.
"Kenapa enggak nanya Al aja, Mbok?" tanyaku yang beralih duduk di mini bar. "Kan nanti. al bantuin juga."
"Mbak Al temenin Mas Aden aja, masalah dapur apa-apa biar Mbok yang ngerjain, itu kan tugas Mbok."
Aku mengangguk mengiyakan, "ya udah deh." ucapku dan menuang kotak karton yang berisi susu untuk aku panaskan, "enak enggak tuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Stay [FINISHED]
Teen FictionBagi Al, Aden adalah galaksinya yang begitu luas untuk dia arungi Bagi Al, Aden itu udara yang selalu dia butuhkan setiap hari Bagi Al, Aden itu narkotika yang selalu membuatnya kecanduan Al suka Aden yang sama-sama menyukai bintang Polaris Ini adal...