Chapter 32 : Let's Talk

457 29 0
                                    

Chapter 32
Let's Talk
***

(Sumber gambar : google - Ilustrator by Puung in book 'Love is')

Story Red Star by Takagi Shigeyoshi on manga Anya Kouro

The story unfold as a young boy embark on a fantastic adventure.

The main character promises his sick lovely girl that he will go get the shiniest red star in the night sky to make her happy.

Everyone was against the boy going to look for the red star.

His aquaintance, an astronomer told the boy, "That star's light is from a long time ago. Even though you can still see it, that still exist there right now."

"That's not true!" the boy said and started sailling toward space, but he didn't look at the other star and he kept on going straight.

The boy kept rowing, just goibg straight. The long time and long way eventually drove him to lonrlinness, but he kept rowing for the promise he made to his girl.

But, by the time he reached thr supposed place, there was no red star.

"Bersambung." pungkas Aden dan meletakkan buku dongeng itu di sisi bantalnya.

Aku memposisikan tubuhku miring ke arahnya. Sebal? Tentu saja. Dia tak melanjutkan dongeng yang dia ceritakan.

"Gak usah liatin gua kayak gitu." ujarnya yang ikut memposisikan tubuhnya miring menghadapku.

"Lo nyebelin." pekikku kesal. Kedua alis tebalnya spontan terangkat bingung. "Lo gak lanjutin ceritanya."

"Al -cerita itu udah berulang-ulang gua dongengin ke lo, dari lo masih orok malahan." ujarnya yang mendorong dahiku dengan jari telunjuknya. "Gak bosen emang?"

"Engga." jawabku singkat. "Gua selalu penasaran."

"Penasaran?" dia mengulang perkataanku.

"Dongeng itu selalu bilang 'the boy' dan 'his girl', emang gak punya nama apa gimana sih ya?" tanyaku yang mengkerutkan alis bingung dan aku mendengar kekehan pelan dari Aden. "Kenapa ketawa?" sungutku.

"Abisan pertanyaan lo itu-itu mulu." jawabnya setelah berhasil mengendalikan tawanya.

"Gak lucu!" ambekku.

"Pengen dirayu biar gak ngambek ya?" godanya yang mentoel-toel daguku. Segera aku menyentaknya tanpa berniat menyahuti godaannya. "Hahahaha... Nanti lo yang harus ngedongengin lanjutannya ke gua."

"Kalo gua kaga mau?" tantangku kesal.

"Ya udah." jawabnya dan kembali berbaring menatap langit-langit ruang baca.

"Bahas yang lain aja." pintaku untuk mengubah topik pembicaraan.

"Mimpi kita." usulnya.

"Mimpi kita? Berasal formal banget."

"Terserah deh." tukasnya yang kesal.

Please Stay [FINISHED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang