MASA LALU ALESEA

121K 7.2K 296
                                    

Author's POV

Flashback...

Jakarta, Indonesia, 2009

“Kamu lebih suka barbie itu atau aku?” Seorang bocah kecil berumur sekitar 10 tahunan bertanya pada seorang gadis imut yang sedang bermain bersamanya.

“Emm..” gadis kecil tersebut terliat berpikir. Alisnya mengerut bingung membuat wajahnya terlihat semakin cute, “Dua-duanya.”

“Kok dua-duanya?” si bocah merengut tidak terima.

“Karena si barbie dan kamu sama-sama selalu temenin aku main, jadi dua-duanya.” Gadis itu mengekeh polos memperlihatkan deretan gigi yang di depannya bolong satu.

“Tapi kan barbie gak pernah beliin kamu es krim kayak aku!” Bocah tadi tetap bersikeras. Yang benar saja, masa ia kalah eksis dengan boneka kurus rambut ijuk yang tangan dan kakinya bisa lepas-lepas kayak lego?

“Oh iya ya? Yaudah deh, kamu kalo gitu.”

Bocah tadi sontak kegirangan mendengar jawaban terakhir tersebut.

“Tapi cuma beda dikit sama barbie ya? Soalnya es krim yang kamu beliin kurang banyak.”

“Itu kan karna uangku gak cukup, Les.” Kegirangan bocah tadi sirnah dengan cemberut di bibirnya.

“Ih, bibir kak Riel kayak monyet, monyong. Haha.” Gadis kecil bernama lengkap Alesea dan dipanggil Les tadi tertawa dengan bahagia.

Melihat tawa lepas Alesea, perlahan cemberut di bibir Adriel hilang digantikan senyum hangat karna berhasil membuat gadisnya tertawa lepas.

*

Orlando, United States, 2013

Alesea resmi menjadi murid salah satu sekolah terbaik di U.S., Calvert Cross School setelah kepindahannya. Dia mulai masuk di sekolah ini sebagai murid Middle School dan ternyata menjadi junior dari Adriel—bocah teman kecilnya yang dulu tiba-tiba menghilang.

“Need some water?”
( Butuh air? )

Adriel menyodorkan minuman botol yang terlihat segar kepada Alesea yang baru saja merebahkan tubuhnya di bangku dengan keringat di sekujur tubuh. Entah karena tahu Adriel anak basket atau karena memang tertarik, ia memutuskan untuk masuk basket sekolahnya.

Alesea dengan senang hati menerima dan setelah berterima kasih, ia membuka dan meminumnya sampai tandas hampir setengah, “I think you are not supposed to do this next time. I’m afraid your fans gonna make something like, you know, a nuclear and then make my home to be their main target.” Katanya setengah bercanda, “Like, yeah, it is gonna be a pity for my neighbors to lost a kind-hearted and lovely one like me.”
( kayaknya besok-besok kamu jangan kayak gini deh. Aku takut fans-fans kamu bakalan buat nuklir terus jadiin rumah aku target utama mereka. Kan ntar kasian tetangga aku kehilangan tetangga yang baik hati dan cantik jelita kayak aku.”

Adriel tertawa kecil mendengarnya, “I don’t care about them, cause you are the only one I care about.”
( Aku tidak peduli dengan mereka. Karena kamu adalah satu-satunya yang aku peduliin )

Kepala Alesea sontak tertunduk dalam mendengarnya. Hatinya berdegup kencang dan sepertinya wajahnya semakin merah saat ini.

“If you were asked which one do you prefer, basketball or me?”
( Kalau kamu disuruh milih, basket atau aku? )

“You.” Jawab Alesea dengan mantap membuat Adriel menatapnya dengan hangat.

“Kalo aku atau barbie?” tanya nya lagi mengingat masa kecil mereka dulu.

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang