~vote first, read, comment in the line then~
Author's POVSea merebahkan tubuh diatas kasur empuk miliknya. Pikirannya melayang pada kejadian siang tadi yang sontak membuatnya mengacak-acak frustasi rambutnya.
Jadi sekertaris Devin? What teh hell? Gimana kalo ia malah merusak Devin? Ia tidak ingin dipenjara karena kasus sodomi, itu tidak akan keren sama sekali. Dan bagaimana jika nanti ia satu sel dengan Saipul Jamil? Yang ada malah dangdutan tiap malam mereka.
“Erghh, pusing pala Selena.”
Ting Tong...
“Terus ini juga tamu, gak tau apa gue lagi sibuk mikirin masa depan anak bangsa.”
“Tapi kira-kira siapa ya? Mang Dadang? Atau pengantar paket?” ia terus mengira-ngira karena memang tidak banyak yang tahu soal tempat tinggalnya.
Sea menyalakan intercom untuk melihat siapa yang datang. Tentu ia harus melakukan ini, bagaimana kalau yang datang adalah pencuri dan ia membukanya lalu di bius, di bawa dan disekap, di bunuh dan mayatnya dibuang kedalam sungai lalu muncul buaya dan memakan habis sisa tubuhnya? Ia tidak mau berakhir tragis seperti itu. Setidaknya biarkan ia menikahi Devin dulu.
Saat itulah, muncul sesosok dengan wajah yang sangat familiar untuknya. Senyum mengembang dengan cepat di wajahnya. Ia membuka pintu itu dengan tidak sabaran kemudian langsung meloncat kedalam pelukan orang tersebut yang langsung menyambut pelukannya.
“Kak El!!”
El—lebih lengkapnya Adriel, tertawa ringan di dalam pelukan mereka. “Hai. Aku rindu,” ucap Adriel seperti sedang berbisik. Wajahnya sarat akan kerinduan dan kasih sayang.
Sea melepas pelukannya kemudian menatap cowok didepannya. “Hai rindu, aku Sea.”
Adriel tertawa lalu menatap dengan mata memicing pada Sea. “Kamu beneran gak rindu sama aku? Padahal berbulan-bulan aku gak pulang.”
“Ya ampun!” Sea memekik, baru teringat akan sesuatu. “Kenapa aku ajakin kamu ngomong? Aku kan mau ngambek!”
Adriel yang awalnya kaget dengan pekikan Sea berubah menjadi senyuman geli. “Oh mau ngambek toh, ngambek kenapa sih?”
Hanya satu orang yang Adriel kenal yang kalau ingin marah akan bilang terlebih dahulu, hanya Sea. Itulah kenapa Sea berbeda dari yang lain, Sea-nya itu unik, langka kayak cowok setia.Sea memasang wajah galaknya sambil menatap Adriel. “Kamu kenapa gak ada kabar dua harian ini, hah? Chat, SMS, surat aku gak dibales, telfon pun gak diangket. Terus tiba-tiba kamu udah disini aja.”
“Kamu beneran kirimin aku surat?”
“Enggak, itu biar lebih dramatis aja. Tapi bukan itu yang penting! Kamu gak tau aku udah mikir yang jelek-jelek kemaren? Aku sampe bolak-balik portal berita cuma karena takut ada berita enggak-enggak soal kamu tau gak!”
Adriel melihat kesungguhan dari perkataan Sea dan raut khawatir yang tidak dibuat-buat itu. Seketika, perasaan bersalah menjelar disekujur tubuhnya.
Sea dan Adriel memang tidak pernah melewatkan hari tanpa memberi kabar satu sama lain. Walau Sea sekarang tinggal di Indonesia dan Adriel tetap di Amerika, keduanya selalu berkomunikasi. Entah itu telponan atau face time, Adriel selalu menyisahkan waktu untuk Sea sebelum cewek itu tidur di malam hari. Tapi sejak dua hari yang lalu, Adriel hilang entah kemana membuat Sea khawatir bukan main.
“Kamu beneran marah ya? Maaf, maafin aku Les. Aku gak tau niatan buat kejutan untuk kamu malah jadi gini. Aku beneran minta maaf,” Adriel menunduk memasang wajah menyesalnya, ia meraih tangan Sea dan menggenggamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy [Komplet]
Novela JuvenilIni adalah kisah dari anggota paling ter- dari kelompok The Most di sekolah elit Skyle's School. Devin si Most Wanted Boy yang dinginnya mengalahkan mandi air dingin di pagi buta yang berhujan disatukan dengan Sea si pembuat heboh sekolah yang seper...