lima - awal semuanya

227K 12.6K 878
                                    

~vote first, read, comment in the line then~


Author's POV

“Deeviiincuuu~~” Kai memanggil berirama saat ia berlari kecil dengan ceria masuk kedalam kelas seusai upacara.

“Darimana lo kampret! Bolos upacara kagak ngajak.” Asher menyambutnya dengan tendangan di kaki.

“Ih apasih, yang gua panggil tuh Devincu bukan jancuk! Minggir, minggir.” Kai mendorong tubuh Asher sampai menyingkir dari hadapannya dan langsung duduk tepat di depan bangku Devin, “Devincuu~~”

Devin menoleh tajam, “Abis darimana lo? Gue nyuruh ambil buku bukan bolos.”

Kai menyengir tanpa dosa, “Ada kebetulan yang menyenangkan tadi. Emm, Dev lo inikan cakep, baik hati, gak sombong, rajin nabung pula—”

“Lo buat kesalahan atau ada maunya?”

Lagi Kai menyengir, kali ini lebih lebar membuat deretan gigi putihnya nampak berkilauan, “Aduh pengertian lagi. Paket komplit dah lu, Dev.”

“Lo mau apa?” Devin sudah bisa menebak.

“Kenalan sama cewek ya?”

“Ogah!” Devin menjawab tanpa berpikir sedikitpun, “Buku yang gue suruh ambil mana?”

“Yah, si Devin mah, satu cewek doang Dev. Ya ya ya?”

“Gak. Buku gue mana?” Devin menyodorkan tangannya.

“Yaudah kalo lo gak mau, gue juga gak bakal mau kasihin buku lo.”

Plakk!

“Buku.gue.mana?!” Devin mengulangi pertanyaannya setelah menabok kepala Kai dengan keras.

“Kenalan.sama.cewek.dulu.napa! Please!”

Devin menggeram kesal, sudah siap untuk memukul Kai habis-habisan saat Bu Cassa tiba-tiba masuk. Mampus! Kalau Bu Cassa masuk, hal yang paling pertama ia akan katakan adalah ‘kumpulkan buku PR sekarang.’ Dan buku tugasnya ada ditumpukan buku yang tadi Kai bawa.

Devin menolah pada Kai yang sudah menatapnya dengan pandangan penuh arti, menaik-naikkan sebelah alisnya seperti sedang menggoda seorang cewek cantik, “Jadi?” Tanya nya songong.

“Balikin.gak?!” Geram Devin dengan suara pelan dan garang.

“Bilang iya dulu makanya. Kalo enggak ya, gak pa-pa sih, ini Bu Cassa, lho.”

Sekali lagi Devin menggeram, kali ini sudah sangat kesal. Tidak ada gunanya juga berdebat seperti ini dengan Kai, ia adalah orang yang keras kepala, sekali ia menginginkan sesuatu, maka ia akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Sadar ia tidak punya pilihan apa-apa, Devin akhirnya mengangguk dengan enggan membuat Kai seketika tersenyum lebar kegirangan.

Well, keputusan telah diambil. Keputusan yang akan memulai semua kisah mereka. Iya mereka, Sea, Devin, Adriel, dan seseorang di masa lalu.

✖✖✖

PUUHHH!!!!

“ASTAGA MAAF SAYANG!!”

“….”

“Pffftttttt,,, BUAHAHAHAAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!”

Tawa Asher, Kai dan Shena seketika meledak melihat kejadian barusan, apalagi kalau melihat ekspresi Devin yang saat ini diam terpaku dengan wajah datarnya yang nampak berbeda.

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang