"Kai, duduk sama gue yuk? Samping gue kosong nih," Meri, yang memang terkenal sangat ngebet pada Kai menyeru begitu Kai menaiki bus yang akan membawa mereka ke puncak.
"Sori, udah di booking duluan," ujarnya kemudian duduk di kursi terdepan, di samping Sea. "Ngapain lo?" tanya gadis itu dengan galak.
"Masak."
"Masakin gue sekalian."
"Oke."
"Aishh, gue serius."
"Serius mau dimasakin?"
"Bukan goblo. Lo ngapain duduk disini?"
"Daripada lo sendirian kan, mending gue temenin. Baik banget kan gue?"
Sea menghela nafasnya kasar. "duduk sama pacar lo tuh, udah cukup banyak yang gak suka sama gue, lo jangan nambahin. Entar gue dibilangin rebut gebetan orang lagi."
"Wah wah, gak usah banyak alesan. Lo bukan tipe orang yang bakal peduli dengan omongan orang lain."
"Serah. Gue kalo perjalanan gini pasti tidur."
"Gak lo doang."
"Gue kalo tidur ngorok."
"Gue bisa pake headset."
"Tangan gue nakal, suka kemana-mana."
"Asal tangan lo siap mental kalo sampe dia salah megang."
Sea menghela napasnya kembali. Percuma mencari alasan untuk mengusir orang seperti Kai, dia adalah tipe orang dengan kepala yang sangat keras. Sesuatu kemudian terlintas di kepala Sea, gadis itu sebenarnya ragu akan bertanya atau tidak tapi setelah memikirkannya beberapa saat, ia memutuskan untuk bertanya, “Emm, tai,, lo awalnya gimana bisa kenal sama kak El?”
Kai terdiam. Memorinya kembali ke percakapan beberapa waktu lalu ketika Ara mengatakan kalau Sea dan Adriel adalah mantan kekasih. Tidak, ia tidak akan langsung memberitahu Sea soal itu, tapi ia hanya ingin mengetahui sampai mana Sea mengingat soal Adriel, "Tunggu, kayaknya ada yang harus dilurusin tentang Adriel disini."
"Dilurusin?" Sea mengerutkan keningnya. Dia meminta jawaban, tapi bukan jawaban seperti ini. Tapi tunggu, dilurusin? Jangan-jangan.. "ANJIR, KAI! LO HOMOAN?"
Sea refleks memekik membuat beberapa orang di dalam bus yang mendengarnya dengan cepat memusatkan perhatian pada mereka berdua. Sedangkan Kai yang kaget refleks menutup mulut Sea dengan telapak tangannya, "Jing, lo manusia atau terompet sangkakala?"
Sea meronta dan melepaskan bungkaman Kai. "Lo apain kakak sepupu gue yang suci itu hahh?" Sea berbisik dengan wajah ngeri tepat di samping telinga Kai agar tidak ada yang bisa mendengarnya. "Dari sekian banyak cowok, kenapa harus dia Kaiiii? Kenapa bukan Asher? Atau Mang Ucup si penjaga sekolah?!!"
Sea terus berceloteh dengan wajah sedihnya memikirkan nasib kakak sepupu tersayangnya itu. Dia tidak peduli jika Kai adalah penyuka sesama jenis, tapi apa harus kakak sepupunya yang suci dan polos itu yang dia nodai? "Kai jawab! Kenapa? Kenapaa?" Ia lalu menggoncang-goncangkan tubuh Kai dengan sangat dramatis.
"Gis, Gis. Entar deh, lepas dulu ininya," Kai menurunkan tangan Sea dari kerah bajunya dengan tampang yang masih berfikir.
"Apa lagi hah? Gak perlu ada yang dijelasin! Semuanya udah jelas. Lo selama ini ya! Gak habis pikir gue tau gak!”
"Serasa orang pacaran lagi berantem kita kayak gini."
Sea terdiam seketika. "Iya ya? Kok gue baru sadar. Eh tapi lo jangan alihin pembicaraan ya! Lo tuh—"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy [Komplet]
Fiksi RemajaIni adalah kisah dari anggota paling ter- dari kelompok The Most di sekolah elit Skyle's School. Devin si Most Wanted Boy yang dinginnya mengalahkan mandi air dingin di pagi buta yang berhujan disatukan dengan Sea si pembuat heboh sekolah yang seper...