enam puluh lima - X

85.8K 5.1K 341
                                    

Adriel dan Sea kini berada di taman belakang sekolah.

“Kamu udah bisa lepas topeng dan kawanannya sekarang,” kata Adriel geli melihat penampilan Sea saat ini.

Sea untuk sejenak menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mengamati keadaan. Setelah dipastikannya tidak ada orang-orang selain mereka berdua, ia pun melepas semua aksesoris penyamarannya.

“Huhh, akhirnya, panas banget di dalam,” kata Sea sambil mengibas-ibaskan wajahnya yang sudah terlihat kembali.

Adriel mengulurkan tangannya mengelap beberapa bulir keringat di wajah Sea dan menyingkirkan anakan rambut Sea yang menempel di dahinya. “Ya kamu juga ngapain ditutupin segala kayak gitu. Macam cosplay aja.”

“Duh, kak El ngerti penyamaran gak sih? Sekarang ini kan identitas aku udah terbongkar, aku gak bisa langsung nampakin muka dong. Entar malah diserbu lagi sama fake friend,” Sea menyengir lucu.

Adriel tertawa. “Mau kamu menyamar gimana pun, semua orang bakal tau itu kamu. Lagian, siapa lagi yang biasanya jalan sama Devin kalo bukan kamu?”

“Tapi kalo aku gak jalan sama Devin, gak bakalan ada yang tahu kan?”

“Siapa lagi yang bisa dandan aneh dan datang ke sekolah dengan santainya kecuali kamu?”

Sea mendesis merasa tidak berbakat jadi polisi.

“Oh ya Les,” lanjut Adriel lagi. “Emm, kamu, udah pacaran sama Devin?”

Wajah cemberut Sea tadi seketika menghilang. Kini wajahnya nampak menampilkan senyuman yang awalnya kecil sampai lama kelamaan semakin melebar dengan wajah yang tersipu malu. Sea berakhir tertawa cekikikan tidak jelas saking salah tingkahnya.

Tanpa kata tapi Adriel sudah tahu jawabannya. Untuk sesaat rasa nyeri terasa di dadanya yang ia coba untuk tekan dengan bersikap seperti biasa saja. “Ohh, jadi udah?”

Sea mengangguk masih dengan wajah berbinar. “Kak El mah, gak usah bahas itu lagi ah! Malu aku tuh… Mending kita bahas yang lain aja. Kak El mau ngomong apa sama aku?” tanya Sea sambil berusaha menormalkan hati dan aksinya.

“Oh? Enggak, enggak. Aku cuma mau nanya yang tadi doang soalnya tadi aku liat kamu nempel banget sama Devin. Ciee…” Adriel bersikap seakan-akan sedang menggoda Sea yang makin membuat gadis itu salah tingkah.

“Udah ah, aku mau balik ke kelas. Kalo disini mulu bisa mati karna kesenengan aku,” kata Sea dengan wajah malu dan ingin segera kabur dari sana.

“Les…” Sea tidak jadi melangkah begitu suara serta tangan Adriel menahannya.

Ia kembali membalikkan badan dan menatap Adriel. “Apa lagi? Mau godain lagi?”

Tapi Adriel tidak menjawab. Sebaliknya ia malah menunduk dan mendekatkan wajah pada Sea kemudian mencium kening gadis itu. Ciuman Adriel di kening Sea kali ini ia biarkan cukup lama dan terasa begitu banyak emosi yang tercampur.

“Kak El, ini di sekolah,” kata Sea yang memundurkan sedikit wajahnya setelah beberapa lama.

Adriel tersenyum, tangannya yang tadinya memegang pundak Sea beralih menangkup wajah gadis itu. Adriel menatap Sea dengan lekat. “Jangan berubah, ya?”

The Most Wanted Boy [Komplet]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang