Adriel segera berjalan menuju kursi di deretan tepat di belakang guru diikuti Flara dibelakangnya. Flara duduk tepat disamping Adriel.
"Gak cukup permaluin gue didepan anak-anak, lo juga ngehina gue didepan bokap gue sendiri?!" tanya Flara dengan geram menghadap pada Adriel
Adriel hanya menampakkan seringainya, ia berbalik membalas tatapan Flara dengan tidak kalah tajamnya. "Selama lo belum minta maaf ke Les, gue gak bakal berhenti bikin lo malu didepan orang-orang."
Flara semakin menggeram. "Cih, gak ada sejarahnya seorang Flara Clint minta maaf sama anak miskin! Dan gue yakin, sebelum lo sempet lakuin itu semua, Sea bakal dikeluarin dari sekolah ini! Lo denger sendiri kan tadi Pak Dylan ngomong apa? Bakal gue pastiin Pak Dylan langsung yang tendang Sea dari sekolah ini!"
Adriel tidak sanggup menahan tawa gelinya. "Lo kali yang bakal ditendang," kata Adriel menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Siapa yang berani nendang gue, hah? Elo? Ckck, lo gak denger omongan bokap kita tadi? Cepat atau lambat, mau atau enggak, kita bakal dijodohin dan of course, gue bakal jadi Nyonya Skylar nanti," Flara mengibaskan rambutnya kebelakang dengan sombong.
"Jijik," pungkas Adriel kasar. "Lo pikir gue Siti Nurbayah? Atau lo pikir ini cerita-cerita Wattpad? Nyonya Skylar? Orang kayak lo jadi cewek aja nyusahin gimana mau jadi istri?"
"Lo ngomong sesuka lo gue gak peduli. Pada akhirnya nanti lo juga bakal tau gue gak akan pernah bisa ditolak!"
Adriel tertawa meremehkan. "Sebelum lo pikirin sesuatu yang gak mungkin itu, mending lo siap-siapin diri lo dulu dengan nasib lo yang bakal hancur sebentar lagi. Lo baru aja gali lubang kuburan lo sendiri, sadar?"
Flara ingin membalas namun Dylan sudah nampak naik keatas panggung. Ia meredam emosi dan rasa ingin tahunya kemudian menghadap kembali ke depan.
Beberapa prakata dan kata Dylan di awal, semuanya masih terkontrol, semua orang mendegarkannya dengan seksama sambil dalam hati mengagumi bagaimana teduhnya suara Dylan saat berbicara. Aura wibawanya sebagai pemimpin terasa begitu terpancar dari setiap kata dan gerak tubuhnya.
Sampai ketika datanglah momen saat Dylan berkata gelar That Skylar tidak lagi dimiliki oleh Adriel.
Flara dengan cepat mengalihkan kembali kepalanya pada Adriel yang nampak santai dan biasa saja di tempat duduknya padahal mata kini banyak yang menatapnya.
"I-itu beneran?"
Adriel mengangguk.
"Kok bisa?!"
"Biar gue gak nikah sama lo."
Flara menggeram lagi dengan jawaban tidak serius Adriel, ia kembali memusatkan perhatian kedepan, menunggu lanjutan kata Dylan yang mungkin akan bisa lebih menjawab rasa penasarannya.
Dylan melanjutkannya dengan mengatakan gelar itu akan berpindah tangan kembali pada anaknya.
"Anak?!" Flara memekik tidak percaya, sangat nampak di wajahnya kalau ia benar-benar shok. "Bu-bukannya Alen udah meninggal?" gumamnya dengan mata mengedi-ngedip dan wajah yang mulai pucat.
Senyum miring Adriel tersungging melihat reaksi Flara, tapi belum. Ini belum semuanya, ia benar-benar menunggu akan bagaimana reaksi cewek itu ketika tahu siapa anak yang dimaksud Dylan sebenarnya.
"Anak saya adalah seorang gadis yang tepat hari ini berusia 18 tahun, ia adalah alasan saya mendirikan sekolah ini, ia adalah alasan saya berdiri disini hari ini, untuk memperkenalkan ia pada kalian semua."
Mendengar itu Flara dengan cepat berbalik lagi pada Adriel. Katanya gadis? Itu artinya yang ia maksud bukan Alen. "Alen punya adek?"
"Loh, kok tanya gue? Bukannya lo yang dulu pacarnya? Kok gak tau sih?" tanya Adriel dengan wajah yang dibuatnya polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Boy [Komplet]
Teen FictionIni adalah kisah dari anggota paling ter- dari kelompok The Most di sekolah elit Skyle's School. Devin si Most Wanted Boy yang dinginnya mengalahkan mandi air dingin di pagi buta yang berhujan disatukan dengan Sea si pembuat heboh sekolah yang seper...